"Yah, hujan. Waduh gimana ini. Padahal wawancaraku tinggal empat puluh menit lagi," gerutuku sambil berjalan cepat menerobos rintiknya hujan pagi itu. Sambil mendekap tas yang berisi lamaran pekerjaan, aku setengah berlari menuju gedung pencakar langit di depanku. Ya, pagi ini tes wawancara ku dengan perusahaan eksport import. Hari yang sudah ku tunggu sejak lama.
"AW.."
"Aduh.."
Tiba-tiba tanpa ku sadari, aku menabrak seseorang. Aku terjatuh tepat di atas dada bidang yang berbalut jas mahal keluaran Armany. Dengan tanganku menempel erat di wajahnya. Dan tangannya berada di pinggangku.
Di bawah derasnya hujan, aku melihat wajah tampan dengan garis wajah sempurna di bawahku. Lelaki itu juga menatapku. Jantungku berdetak kencang. Aku juga bisa merasakan degup jantungnya yang cepat di bawah telapak tangan kananku.
Deavan pov
Sesaat aku terpana melihat wajah cantik di atas ku. Gadis yang menabrakku hingga kami jatuh bersama. Matanya yang hitam jernih memandangku. Hidungnya yang mancung, serta bibir merahnya tanpa pewarna bibir seolah meminta untuk di cium.
"Mengapa jantungku berdetak kencang? Hm, bau tubuhnya sangat memabukkan ku. Harum tubuhnya yang manis, semanis bunga lavender. Dia harus menjadi milikku."