Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Pesona Bidadari

sri_kustanti
--
chs / week
--
NOT RATINGS
34.2k
Views
Synopsis
Arumi, perempuan cantik, ceria, pintar, dan yatim piatu. Lulusan terbaik Universitas ternama di Indonesia. Bekerja sebagai sekretaris di perusahaan eksport import. Belum pernah jatuh cinta karena selalu memprioritaskan hidupnya untuk hidup yang lebih baik. Devan, seorang CEO perusahaan eksport import. Berwajah tampan dengan penampilan yang selalu membuat kaum hawa rela menyerahkan hidupnya untuk bisa tidur dengannya. Sikapnya yang dingin, jarang senyum, dan sifat kejamnya selalu membuat semua sekretarisnya menyerah dan mengundurkan diri. Selalu menyendiri dan tidak memiliki teman. Suatu hari tanpa sengaja saat Arumi berlari di bawah hujan lebat, Ia menabrak seseorang. Keduanya pun terjatuh. Saat Arumi memandang wajah tampan lelaki itu, darahnya terkesiap. "Apakah lelaki ini yang ada dalam mimpiku?" Saat Devan memandang wajah cantik di atas tubuhnya, Ia terpesona. "Inilah wanitaku." Akankah mereka bisa bersama saat Arumi mengetahui rahasia Devan? Yuk baca critanya
VIEW MORE

Chapter 1 - 1. Prolog

"Yah, hujan. Waduh gimana ini. Padahal wawancaraku tinggal empat puluh menit lagi," gerutuku sambil berjalan cepat menerobos rintiknya hujan pagi itu. Sambil mendekap tas yang berisi lamaran pekerjaan, aku setengah berlari menuju gedung pencakar langit di depanku. Ya, pagi ini tes wawancara ku dengan perusahaan eksport import. Hari yang sudah ku tunggu sejak lama.

"AW.."

"Aduh.."

Tiba-tiba tanpa ku sadari, aku menabrak seseorang. Aku terjatuh tepat di atas dada bidang yang berbalut jas mahal keluaran Armany. Dengan tanganku menempel erat di wajahnya. Dan tangannya berada di pinggangku.

Di bawah derasnya hujan, aku melihat wajah tampan dengan garis wajah sempurna di bawahku. Lelaki itu juga menatapku. Jantungku berdetak kencang. Aku juga bisa merasakan degup jantungnya yang cepat di bawah telapak tangan kananku.

Deavan pov

Sesaat aku terpana melihat wajah cantik di atas ku. Gadis yang menabrakku hingga kami jatuh bersama. Matanya yang hitam jernih memandangku. Hidungnya yang mancung, serta bibir merahnya tanpa pewarna bibir seolah meminta untuk di cium.

"Mengapa jantungku berdetak kencang? Hm, bau tubuhnya sangat memabukkan ku. Harum tubuhnya yang manis, semanis bunga lavender. Dia harus menjadi milikku."