Chereads / AVISA / Chapter 6 - LIMA - PERDEBATAN TAK BERDARAH

Chapter 6 - LIMA - PERDEBATAN TAK BERDARAH

SELAMAT MEMBACA KISAH AVISA

🌿

AVISA - 5

"Bukan melupakan semua kenangannya, Tetapi mencoba membiasakan diri. Untuk tidak mengharapkan kenangan itu terulang kembali adalah harapan terbesarku untuk sa'at ini."

🌿

Suara gemuruh air laut terdengar sangat jelas, hembusan angin malam terasa begitu sejuk, ditambah lagi dengan suara-suara khas binatang malam yang menemani keheningan malam ini.

Terlihat gadis mungil sedang duduk didekat lautan dengan kaki yang tertekuk seakan gadis itu sedang memeluk kakinya tersebut.

Seperti gadis malang yang sedang frustasi yang mempunyai masalah begitu banyak.

"Hai," Sapa seorang laki-laki yang sejak tadi memperhatikan gadis mungil itu.

"Lo lagi ngapain disini?" tanyanya lagi.

Masih tetap tidak ada jawaban dari mulut gadis tersebut.

"Hei, are you oke?" tanyanya lagi.

Masih tetap diam tak ada jawaban dari mulut gadis yang tak dikenalnya itu.

Laki-laki itu mencoba untuk meraih tangan gadis tersebut yang sedang tertunduk dipinggir laut dengan keadaan yang sangat mengenaskan.

Wajahnya yang tertutup oleh rambut panjangnya, tangannya yang terasa begitu dingin dan bergetar, terdengar pula isakan kecil dari bibir mungil gadis tersebut.

"Sweety lo nangis?" tanya laki-laki itu.

Terlihat jelas bahwa laki-laki itu sangat khawatir dengan keadaan gadis itu.

"I am tired brother, I am so tired of all the drama," Kata gadis itu lirih.

"Keadaan lo benar-benar mengenaskan Vis, mending lo ikut gue pulang yuk," Ajak laki-laki tersebut yang merasa iba melihat kondisi perempuan itu dan ternyata laki-laki tersebut mengenal gadis tersebut yang ternyata gadis itu adalah Avisa adik sepupunya.

"Gue udah capek Ky, gue capeeeek banget nahan semua ini sendiri, gue pengen ngelupain kenangan bareng dia Ky, Bukan melupakan semua kenangannya, Tetapi gue mencoba membiasakan diri. Untuk tidak mengharapkan kenangan itu terulang kembali tapi, ketika gue udah mulai berhasil dia kembali lagi, gue gak tau harus gimana lagi Ky gue capek,"

Adu Avisa kepada Laki-laki bernama Eky tersebut.

"Balik yuk, kita ceritanya dirumah aja badan lo udah dingin banget gini, muka lo pucet gue khawatir sama lo Vis, gue sayang sama lo, banyak yang peduli dan sayang sama lo jadi jangan nyiksa diri lo gini, gue gak suka," Kata Eky sambil memeluk gadis mungil bernama Avisa tersebut, terdengar begitu jelas bagaimana khawatirnya Eky dari nada suaranya.

Eky adalah Kakak sepupunya yang berada di Bandung.

Eky dan Avisa sangatlah dekat berbeda dengan Raka ataupun Rendy.

Walaupun mereka berempat saudara tapi Avisa lebih merasa nyaman jika berada didekat Eky, jika bersama Eky Avisa merasa aman.

Mungkin karena mereka sudah sangatlah dekat.

Sejak kecil Avisa selalu dijaga oleh Eky berbeda dengan Raka dan Rendy, mereka bahkan meninggalkan Avisa hanya untuk mengikuti pendaftaran sekolah mereka masing-masing di Ibu Kota hanya untuk bisa bersama dengan sahabat mereka Devano laki-laki yang telah menyakiti Avisa.

Sedangkan Rendy telah di utus oleh Kedua Orang Tuanya untuk menjaga sang adik.

Padahal pada saat itu juga Devano pergi meninggalkan Avisa untuk sekolah diluar kota.

Raka, Rendy, Gerdy mereka memutuskan untuk pergi ke Jakarta dan menetap disana.

Sedangkan Avisa tetap di Bandung bersama dengan sepupunya Eky.

Hingga suatu hari Kedua Orang Tuanya medapat tugas di Jakarta yang mengharuskan mereka harus tinggal dijakarta dan menetap disana.

"Kalo lo udah gak kuat sama semua beban hidup lo, lo bisa cerita sama gue atau kedua sahabat lo Vis. Jangan pendem semuanya sendiri nanti lo bakal ngerasain hal yang benar-benar menyakitkan dalam hidup," Saran Eky sambil membantu Avisa berdiri dan merangkulnya agar memudahkan gadis itu untuk berjalan.

"Thanks ya Ky lo masih mau bantuin gue, nyemangatin gue, Makasih Ky buat semuanya gue sayang sama lo sama kaya gue sayang sama Kakak gue, lo itu udah gue anggep sebagai kakak kandung gue," Sahut Avisa sambil memeluk Eky.

"It's Okey," Balas Eky sambil mengusap lembut rambut Avisa yang sedikit basah akibat percikan air laut.

"Lain kali kalo mau jalan-jalan ke laut bilang yah jangan kaya tadi, gue khawatir."

"Iya Ky sekali lagi Thanks yah."

"Tidak ada kata Terimakasih dalam Cinta dan Persaudaraan," Kata Eky sambil tersenyum.

"Persaudaraan?"

"Hmmm," Gumam Eky sambil menaik turunkan alisnya iseng.

"Hmm.. Oke, yaudah gue masuk yah, lo juga sana pulang ntar Tante Riana nyariin lo lagi," Pamit Avisa.

"Apaan? lo ngusir gue?" tanya Eky sok dramatis.

"Iya gue ngusir lo! udah ah sana balik," Kata Avisa sok galak.

"Lo gak pantes galak Vis, pantesnya lemah lembut," Goda Eky.

"Ah lo mah gak asik, kan gue lagi acting," kesal Avisa sambil memajukan bibirnya beberapa centi.

"Haha, udah ah sana masuk ini kan udah malem," Perintah Eky.

"Iyah udah lo pulangnya hati-hati yah Kakakku tersayang, See you."

"See you too, Good Night Adikku yang paling jelek, Mimpi indah yah," Pamit Eky.

"Have a Nice dream too My Ugly Brother," Ejek Avisa sambil melambaikan tangan.

Eky hanya terkekeh melihat tingkah adik sepupunya yang super menggemaskan tersebut.

Setelah Eky benar-benar menghilang dari pandangannya Avisa langsung masuk kedalam rumahnya.

"Abis jalan sama Eky?" Tanya Rendy mengintrogasi, yang kali itu sedang duduk didepan ruang tamu sambil memainkan ponselnya.

"Enggak kok, tadi Eky yang nganterin gue pulang," Jelas Avisa.

"Emang lo dari mana?" Tanyanya dingin.

"Dari luar," Sahut Avisa santai.

"Dari mana?" tanyanya lagi.

"Laut," Jujur Avisa dan langsung membuat Rendy naik pitam.

"Mau mati lo?" Tanya Rendy tajam.

"I'm Sorry."

"Lo itu masih mau hidup gak sih Vis? Kalo lo udah capek hidup seenggaknya lo pikirin gimana nanti kedua orang tua lo kalo elo mati!" Bentak Rendy sadis.

Suara Rendy yang begitu menakutkan membuat Avisa terdiam seribu bahasa.

"Lo jangan egois Vis! Jangan mikirin diri lo sendiri aja, lo pikirin orang-orang yang sayang sama lo. Jangan cuma karena satu orang lo jadi kaya gini Vis! Inget nyokap bokap lo Vis mereka yang udah ngerawat lo dari kecil terus Sahabat-sahabat lo, gue, Raka, Eky banyak yang sayang sama lo! Apa Devano juga sayang sama lo kaya lo sayang sama dia? JANGAN BODOH VIS!" Teriak Rendy kali ini Rendy benar-benar telah kecewa terhadap adik sepupunya tersebut.

"Cinta udah bikin Lo BUTA! Makannya, Jangan pernah mau diperbudak oleh Cinta! Karena ketika Cinta telah menguasai diri kita ketika itu segala hal akan sulit untuk dikendalikan," Jelas Rendy murka.

"Gue kaya gini itu karena gue sayang sama lo, gue peduli sama lo Vis, gue ini kakak sepupu lo Vis, kita saudara Gak mungkin gue jerumusin lo Vis!"

Sejak tadi Avisa hanya diam saja tanpa menyahuti ucapan-ucapan Kakak sepupunya Rendy.

Karena Avisa tau kalau Rendy sedang marah seperti ini lebih baik di diamkan saja sampai amarahnya mereda.

"Udah ngomongnya?" tanya Avisa santai.

"Hmm," Gumam Rendy.

"Gue kaya gini itu karena lo semua, gue kaya gini itu karena gue udah capek, gue ngerasa lebih nyaman didekat Eky gue ngerasa aman sama dia, Itu yang ngebuat gue gak bisa nurut sama lo seperti gue nurut sama Eky, lo itu egois Rend gak ada pedulinya ke gue, Gue tau lo sayang sama gue, gue tau Rend tapi cara lo itu selalu buat gue makin sakit, buat gue makin rapuh, Amarah lo selalu menguasai diri lo, lo juga selalu mentingin diri lo sendiri, lo nganterin gue ke Bandung juga karena nyokap bokap gue yang nyuruh! Apa lo ada inisiatif sendiri buat jagain gue disini? GAK KAN! GAK KAN REND?" Tanya Avisa yang kala itu Ia benar-benar merasa tidak kuat lagi mendem semuanya sendiri.

Avisa benar-benar mengeluarkan seluruh unek-uneknya yang selama ini Ia simpen.

Rendy pun hanya diam mendengar keluh-kesah Avisa, Ia merasa benar-benar bersalah. Mungkin sikap keras Rendy membuat Avisa tidak nyaman.

"Kenapa lo diem? Bukannya tadi lo ngomong terus? Apa mulut lo udah capek ngoceh dari tadi? Cih, ini yang buat gue gak suka sama sikap lo Rend, maap maap aja nih yah kalo gue gak sopan sama KAKAK SEPUPU Gue karena ini semua karena lo juga," Sindir Avisa penuh penekanan pada kata Kakak Sepupu.

"Udah lah gue capek gue mau istirahat, jangan gangguin gue, kalo gue ntar gak bangun lagi jangan nangis, jangan menyesal karena gue gak mau ngeliat orang yang gue sayang nangis," Kata Avisa lirih dan setelah itu Avisa pergi meninggalkan Rendy yang masih diam mematung ditempat.

Ucapan terakhir Avisa benar-benar membuat Rendy menangis dalam diam.

Hatinya benar-benar hancur melihat Orang yang paling Ia jaga telah terluka karena perbuatannya.

Padahal semua itu karena Rendy sangat sayang terhadap Avisa.

Avisa tidak kuat terhadap angin malam apalagi angin laut dimalah hari.

Waktu itu pernah Avisa mengikuti acara sekolah dan acara itu didekat laut dan pas pulang Avisa langsung tumbang dan dirawat selama kurang lebih satu minggu di Rumah Sakit.

Karena itu Rendy, Eky dan Raka melarang keras Avisa untuk pergi ke laut pada malam hari.

"Gue ngelakuin ini itu karena gue peduli sama lo Vis sama kaya Eky peduli sama lo, tapi cara gue sama Eky itu beda Vis," Gumam Rendy lirih.

Setelah itu Rendy memutuskan untuk masuk kedalam kamarnya dan istirahat karena tubuhnya terasa benar-benar lelah.

Avisa yang mendengar ucapan Rendy pun merasa bersalah karena telah mengucap kalimat seperti tadi kepada Rendy.

"Sorry Rend gue kaya gini juga karena gue sayang sama lo." Gumam Avisa dari balik pintu kamarnya.

🌿

Rendy jahat gak sih menurut kalian?

🌿

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA KISAH AVISA

JANGAN LUPA JUGA BUAT VOTE AND COMMENT NYA

SALAM SAYANG

RAENI 😘