Kaili mendorong Peter dengan kuat, hingga pria itu tersungkur 2 langkah ke belakang.
Peter tidak langsung marah, malah kini bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman yang membuat Kaili merasa ingin muntah melihatnya.
"Kaili .... Aku ini klienmu, apakah kau tidak pernah belajar tata krama dalam menyambut klien? Oh aku lupa. Seharusnya aku ini yang menjadi klien pertamamu kan? Aku dapat memakluminya." Nada bicara pria itu sangat-sangat menjijikkan.
Kaili terlalu malas meladeninya, dia bangkit berdiri. Bisa ditebak dia akan pergi.
Peter menarik tangannya, "Kaili tunanganku, apakah kau akan pergi begitu saja? Bahkan kita belum membahas kerja sama kita, kan?"
"Lepaskan tanganku!" hardik Kaili.
"Kalau aku tidak mau, bagaimana?" Tangan Peter yang lainnya malah menekan bahu Kaili, memaksa wanita itu untuk duduk. Tapi Kaili ini sangat keras kepala, siapa yang bisa memerintahnya?