Sudut bibir Dexter terangkat lebar, matanya menunjukkan sinar yang bahagia, tetapi walau begitu, Dexter tidak buru-buru, dia dengan baik masih menanyakan kesanggupan Kaili, "Apa kau yakin? Kau rela?"
Sekali lagi, Kaili mengangguk, jadi Dexter tidak akan sungkan lagi! Dia langsung mengecup bibir Kaili yang bervolume. Kecupan yang awalnya sangat lembut, malah kini berubah seperti ciuman yang seakan menuntut, posesif, dan sangat bergairah.
Dexter melumat bibir Kaili dengan rakus, mengabsen setiap deretan gigi rapinya, serta menyesap lidahnya dengan sangat menuntut. Selalu seperti ini, Dexter selalu gagal menahan diri dan terkesan gegabah, tetapi mau bagaimana lagi, dia terlalu menginginkannya. Dexter mencium bibir, mata, telinga, dan lehernya, seakan ingin mengabsen rasa setiap inci dari wajah wanita yang selama ini berdiam di dalam hatinya.