"Hemp .... Jika sudah mendapatkan izinmu, aku tidak akan sungkan lagi!" Dexter tidak buru-buru menolak Kaili, dia tahu istrinya itu telah berjuang menahan rasa malu. Jadi sebagai suami yang baik, dia harus memberikan istrinya muka, kan.
"...." Kaili tidak menjawab, tapi refleks dia mundur satu langkah. Pipinya semakin merona.
"Kita akan tidur satu ranjang mulai hari ini. Kamu bersih-bersihlah. Aku ke ruang baca dulu." Dexter mengangkat tangannya, menarik tangan Kaili dan mengecup punggung tangannya dengan lembut dan pergi.
"Huft..." Kaili menghempaskan napasnya, saat Dexter pergi. Dia masih terheran-heran dengan dirinya sendiri karena bisa memiliki keberanian sebesar itu. Pun, dirinya sedikit gugup membayangkan, apakah malam ini mereka benar-benar melakukan itu? Walau Kaili sudah siap untuk menyerahkan diri, tetapi masih ada sedikit rasa takut di hatinya akan trauma yang kerap kali membayangi.