Sinta dan ibunya tinggal di sebuah pondok yang tidak begitu besar,sinta bercita-cita ingin menjadi pramugari mengikuti jejak ayahnya,tetapi sebelum itu semua tercapai ayah sinta meninggal dunia karena kecelakaan pesawat.
shsjsjhd(anggap aja suara pesawat)
Bagi sebagian orang suara pesawat itu bak petir yang meledak tapi tidak dengan sinta bagi nya suara pesawat seperti sebuah suara kicauan burung,bahkan sudah seperti makanan sehari-hari.
"Wahh,kapan ya aku bisa jadi pramugari, gimana mau jadi pramugari uang sekolah aja belum kebayar,yah coba aja ayah masih ada disini"Gumam Sinta tersenyum sambil menitikkan air mata.
Ibu nya yang gak sengaja dengar apa yang di katakan sinta tak kuat menahan tangis dan langsung memeluk putri semata wayangnya itu.
"Maaf in ibu ya sinta, ibu belum bisa jadi ibu yang baik"ujar ibu sinta merasa bersalah.
"Gak kok bu ini bukan salah ibu,selama ini ibu sudah jadi ibu yang terbaik buat aku,ibu jangan nagis lagi dong ntar ayah sedih di sana"kata sinta menenangkan.
"Yaudah sekarang kamu tidur ya besok mau sekolah"ujar ibu sinta mencium dahi sinta dan merebahkan tubuhnya.
Aku hanya mengangguk dan tersenyum lalu langsung masuk ke dunia mimpi.
~pagi
kring kring kring
Aku terbangun karena suara jam wakerku,aku mengerjapkan mataku beberapa kali,lalu segera masuk kamar mandi, setelah 30 menit aku sudah berpakaian tapi,lalu segera ke ruang makan.
"Pagi bu"ujarku tersenyum
"Pagi juga"jawab ibu membalas senyuman ku.
"Ibu masak apa"ujar ku.
"ini ibu nyayur bayam"kata ibu yang masih sibuk dengan kompor.
"yaudah sini sinta bantuin"ujarku
"Udah gak usah mendingan kamu sarapan aja bentar lagi selesai kok"kata ibu mendorong ku.
Aku hanya tersenyum lalu duduk dan sarapan,aku tidak akan membantah karena aku tidak ingin melihat ibu terluka.
~Sekolah
"sinta lo udah kerja in tugas ya"tanya dwi.
"Udah emangnya kenapa"ujarku pura-pura gak tau.
"eh anu...itu...ee..."jawabnya gagap.
"Yaudah boleh"kataku tanpa melihat padanya pura-pura kesal.
"Emang lo teman yang baik"ujar dwi memeluk sinta.
Setelah selesai mencontek ibu gina masuk lalu kami melakukan proses ajar mengajar.
Ting tong
Bel istirahat berbunyi,aku merapikan alat tulis ku,lalu ibu gina menyuruh ku menemui kepala sekolah.
"Sinta nanti kamu keruang kepala sekolah ya"ujar ibu gina pada sinta.
"owh,iya bu"jawabku.
~Ruang kepala sekolah
tok tok tok
"Silahkan masuk"ujar bapak saipul kepala sekolahku.
Aku lalu duduk dan memperhatikan bapak saipul apa yang sebenarnya ingin bapak saipul katakan,rasanya jantungku ingin copot menunggu bapak saipul berbicara.
"Begini sinta kamu itu merupakan siswa terpintar di sekolah ini dan juga maaf merupakan orang yang kurang mampu,jadi kemarin bapak mengajukan kamu untuk mendapatkan beasiswa,dan kamu mendapatkan beasiswa di mana pun kamu menempuh pendidikan selanjutnya"ujar bapak saipul panjang lebar menjelaskan.
"Beneran pak"tanyaku kurang yakin dengan senyum yang lebar.
"Iya sinta"jawab bapak saipul lagi meyakinkan ku.
"Yaudah pak saya pulang dulu"pamitku pada bapak saipul tidak lupa mencium punggung tangannya.
Aku lalu berlari ke kelas lalu mengambil tas dan segera berlari pulang secepat-cepatnya.
~Rumah
"Bu ibu"Panggil ku berteriak.
"Ada apa sinta"Kata ibu datang menghampiri ku dengan wajah yang cemas.
"Bu Sinta ada kabar baik"ujar ku dengan senyuman.
"Ita apa"tanya ibu penasaran.
"Sinta dapat beasiswa di sekolah manapun yang sinta mau"Ujar ku dengan tangis bahagia.
"Alhamdulillah"ucap ibu bersyukur sembari memeluk ku.
"Tapi kan sekolah pramugari ada di kota,kalo sinta terima ini terus sama siapa,sinta gak mau ninggalin ibu"ujarku sedih.
"Ibu gak papa kok di tinggal yang penting sekarang kamu bisa sekolah yang tinggi gak kayak ibu cuman orang biasa"ujar ibu tersenyum lalu memeluk ku.
Hari-hari terus berlalu sampai tibalah hari kelulusan ku,itu merupakan hari terakhir aku bersama ibu setelah itu aku pergi berangkat ke asrama tempat sekolah ku nanti,aku benar-benar sedih harus membiarkan ibu kesepian lagi,sendirian,aku harap semua tidak sia-sia.
Aku telah sampai ke asramaku,ku bereskan barang ku satu persatu.
"Baru aja nyampe tapi kok sudah rindu ya sama ibu,semoga ibu baik-baik aja ya"ujarku sambil tersenyum.
~Rumah ibu sinta
"Gimana ya sinta apa dia sudah nyampe aku jadi khawatir semoga aja dia baik-baik aja di sana"kata ibu sinta cemas lalu segera memejamkan mata.
~satu tahun kepergian ku menempuh pendidikan
"Kami sangat senang atas apa yang kamu capai"kata seorang wanita yang statusnya adalah kepala sekolah di tempat aku menempuh pendidikan.
"Terima kasih ibu,kalau begitu saya permisi"kataku lalu bergegas menuju asrama.
Setelah sampai asrama aku langsung merebahkan tubuhku di atas kasur.
"Gimana ya kabar ibu sekarang,aku rindu"gumamku membuat air mataku lolos melewati pipi.
~rumah ibu sinta
"Gimana ya kabar sinta apa dia baik-baik aja disana"ujar ibu sinta menangis.
Kampus
Hari-hari terus aku lalui tanpa adanya kehadiran sosok ibu,aku benar-benar sedih melihat beberapa dari teman sekolah ku yang kadang berkumpul dengan keluarga nya yang masih lengkap, sedangkan aku seorang diri.
~kantin
"Hai"sapa seorang lelaki
"owh hai juga"Sapaku kembali kepadanya
"Boleh gw duduk disini"tanyanya sambil menunjuk kursi yang ada di hadapanku.
"Silahkan"jawabku tersenyum mempersilahkan.
Dia duduk lalu memesan minuman
"Kenalin nama gw adit,nama lo siapa"ujarnya tersenyum sambil mengulurkan tangan.
"Gw sinta"jawabku sambil menjabat tangannya.
"Lo tinggal dimana"tanya adit padaku sedikit mengangkat alis dan tersenyum
"Di asrama"jawabku sesingkat singkatnya.
Dia membulatkan mulutnya membentuk huruf O yang membuat aku tertawa,karena mukanya sangat lucu saat membentuk huruf O.
"Apa ada yang lucu"tanya nya bingung.
"Muka lo"jawabku masih dengan tertawa.
Lalu dia tersenyum dan terus membuat mulut nya membentuk huruf O yang membuat aku semakin tertawa.
~asrama
kling bunyi handphone sinta menandakan ada pesan masuk.
"P"
"save ya no gw adit"
"Ok"
"Lagi apa neng"
"lagi duduk,situ lagi apa"
"Lagi mikir"
"Mikirin apa"
"Mikirin kamu hehe"
"wkwkwk"
"Dah dulu ya gw mau tidur"
"ok,met malam moga mimpi in gw ya hehe"
"Sip sip wkwkwk"
~Kampus
Hari ini aku sedang berada di dalam perpustakaan untuk menyelesaikan materi yang di berikan oleh dosen tadi sewaktu di kelas,aku terus mengerjakan tugas itu sampai-sampai aku melewatkan makan siang ku.
"Nih"kata seseorang sambil menyodorkan sebungkus cemilan.
Aku mendongak dan melihat orang tersebut, ternyata dia adit,aku ingin sekali menolaknya tapi karena cacing di perutku sudah memberontak jadi aku terpaksa menerima nya.
"makasih"ujar ku tersenyum sambil mengambil plastik cemilan tersebut.
"Lo ngapalin disini"tanyanya.
"Tidur"jawabku dengan entengnya tanpa melihat kearahnya.
"Lo kan lagi belajar kok tidur sih"tanyanya lagi karena bingung.
"Lo tu lucu ya kalo lagi bingung,udah tau gw kesini belajar kok malah di tanya ngapain ke sini"Ujar ku tertawa pelan sambil mencubit hidungnya,karena jika aku tertawa keras pasti aku sidah di usir karena menggangu yang lain.
Aku dan adit terdiam cukup lama kami sibuk masing-masing aku sibuk dengan tugasku dan dia sibuk dengan gadgetnya.
"Btw,lo tinggal sama siapa di kampung"tanyanya membuka pembicaraan.
"Gw tinggal sama ibu"Jawab ku dengan tersenyum.
"Terus ayah lo mana"tanyanya.
"Ayah....sudah meninggal"jawabku dengan senyum miris.
"Oh maaf gw gak tau"ujarnya merasa bersalah.
"gak papa kok,gw sudah biasa kalo di tanya"kataku yang masih sibuk dengan tugasku tanpa melihat ke arahnya.
Setelah beberapa menit tugasku selesai dan aku langsung mengambil plastik yang di berikan adit tadi.
Aku memakan cemilan itu dengan lahap adit dari tadi hanya melihat ku,jika aku tawari dia hanya menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.
"Makasih ya cemilan nya"kataku sambil membereskan buku tugasku yang akan di kumpulan besok.
"hmmm"jawab nya,sambil terus memandangiku.
--------------
Hari-hari terus aku lewati bersama adit,entah sejak kapan rasa ini muncul tapi yang jelas aku mulai menyadari nya saat melihat adit dekat dengan perempuan lain.
Rasa yang tak pernah ku rasa,kini aku rasakan,cemburu,sakit,ingin menangis,putus asa,bahkan membunuh orang pun aku sanggup.
Aku jadi melupakan tujuan awalku pergi ke sekolah ini,rasa percaya diriku hilang hanya karena ada rasa cinta yang membuat aku cemburu.
Padahal aku sadar aku bukan-bukan lah siapa-siapanya adit,sejak tadi pagi aku memutuskan untuk segera pulang ke asrama,bahkan aku menelantarkan beberapa panggilan dari adit.
kring kring kring
Suara handphone
"Ini anak gak bisa apa gak usah gangguin gw dulu"ujar sinta kesal.
Beberapa menit dia terus memikirkan apa dia akan mengangkat telepon adit atau mebiarkannya saja.
"Angkat enggak angkat enggak angkat enggak angkat"kata sinta sambil menghitung jarinya.
"yaudah deh angkat aja"
"hallo"sapaku setelah mengangkat telepon adit
"dari mana aja sih lo gw tu khawatir,di telepon gak di angkat di sms gak di baca"kata adit panjang lebar.
sementara di sisi lain sinta terus menahan tangisnya.
"Hallo lo dengerin gw gak sih"kata adit sambil memastikan apakah panggilan nya masih tersambung ke sinta.
Sinta yang sedari tadi menahan tangis nya, akhir nya pertahanan nya goyah.
"hiks...hiks...."ujar sinta menangis.
"eh lo kok nangis ok ya udah gw yang salah seharusnya gw gak marahin lo"kata adit panjang lebar merasa bersalah.
Sinta langsung mematikan sambungan telepon nya dengan adit.
sepanjang malam sinta menangis, perasaan nya kacau,ingin rasanya dia pulang ke kampung halaman untuk bertemu ibu nya,tapi jika dia pulang maka dia pasti gagal meraih cita-cita nya.
~Kampus
Sinta sedang berada di kantin,dia tidak memesan apa pun,sinta hanya membaca novel kesukaan nya untuk menghilangkan rasa penat di hati nya.
Tak berselang lama adit yang melihat sinta sedang berada di kantin sambil membaca buku berniat untuk bergabung dalam satu meja tersebut.
"Tumben gak pesan apa-apa"Ujar adit sambil duduk di kursi yang berhadapan dengan sinta.
Sinta yang terkejut langsung menutup bukunya dan melihat ke sumber suara.
"Adit lo ngapain muncul tiba-tiba"Kata sinta kesal.
"Gw gak datang tiba-tiba,lo aja yang gak fokus"ujar adit sambil memakan makanan nya tadi yang telah ia bawa.
"Ya udah lah gw males berdebat"kata sinta sambil membuka dan membaca buku nya lagi.
"Tumben"ujar adit sambil menatap sinta.
"Kenapa?"tanya sinta keheranan karena perkataan adit.
"Ya tumben aja lo diem, gak pesen apa-apa,cuma baca buku"jawab adit sambil menunjuk an ekspresi menggambar kan keheranan.
"Hhahaah"Sinta tertawa terbahak-bahak,dia sengaja tertawa melihat tingkah adit untuk menyembunyikan kesedihan nya.
Jika dia tidak mengalih kan pembicaraan pasti adit memaksa untuk sinta mencerita kan masalah nya,dan sinta juga tidak mungkin menceritakan kecemburuan nya terhadap adit.
"Kenapa?"Tanya adit bingung.
"Gak papa,gw baru hilang dari sifat asli gw aja lo sudah heran, gimana kalo gw pura-pura gak kenal ya sama lo,pasti lo heran dan ekspresi lo tu tambah lucu"ujar sinta masih dengan tertawa.
"Gw kira ada apa"Kata adit datar bin kesel dan melanjutkan makanan nya.
Tiba-tiba datang perempuan yang dekat dengan adit menghampiri meja mereka.
"Gw boleh gabung"Ujar wanita itu
Adit langsung menoleh ke sumber suara, tersenyum lalu melihat ke arah sinta untuk meminta persetujuan.
"Boleh, silahkan"ujar sinta tersenyum (Padahal hatinya sudah ambyar banget tu).
Setelah perempuan bernama sisil itu di persilahkan untuk boleh gabung bersama mereka dia langsung duduk di hadapan sinta yang pastinya di dekat adit.
"Setelah sisil datang gw bahkan kaya gak di anggap sama adit,gw seakan-akan gak terlihat sama mereka"Batin sinta sambil berpura-pura membaca buku padahal dia hanya berpindah-pindah halaman tanpa membaca nya karena hanya fokus dengan lamunan nya.
"Sin...sinta.."Panggil adit tapi tidak di hiraukan.
"Sinta"Panggil sisil sambil memegang tangan sinta.
"Eh iya kenapa"Tanya sinta bingung sambil berpura-pura biasa-biasa saja.
"Lo mau ikut gak"Tanya adit kepada sinta.
"Kemana"Tanya sinta balik.
"Jadi lo gak denger gitu"Kata adit kesal sambil menaikkan nada bicaranya.
"Gw ngadain pesta ntar malam lo mau gak ikut"Tanya sisil kepada sinta.
"Gw pikir dulu deh"Ujar sinta sambil berpura-pura tersenyum.
"Eh ya udah gw pulang dulu ya soalnya mata kuliah gw sudah selesai"Ujar sisil sambil berdiri.
"Sama gw aja"Tawar adit kepada sisil,sambil berdiri.
"Yaudah gak papa"kata sinta,lalu berjalan bersama adit.
"Mereka bahkan tidak berpamitan,
mereka menganggap seakan-akan aku tidak ada"Batin sinta sambil menatap punggung kedua orang tadi berlalu menghilang.
~Asrama
Setelah kepergian adit dan sisil sinta memutuskan untuk segera kembali ke asrama untuk menenangkan dirinya.
"Huu....nyaman nya"Ujar sinta berbaring di kasur size milik nya.
Setelah beberapa menit dia beristirahat sinta memutuskan untuk membersihkan diri nya.
"Segar nya"Ujar sinta setelah selesai mandi dan sudah berpakaian.
Sinta sedang menatap diri nya di cermin sambil mengering kan rambut nya yang basah,sampai ia mendengar handphone nya berdering,tertera nama adit di layar ponsel sinta,karena senang sinta langsung mengangkat telepon dari adit.
"Halo"Sapa sinta dulu an.
"Lo ikut gak"tanya adit ke sinta.
"Kemana"tanya sinta bingung
"Astaga sinta masa lo lupa sih"ujar adit kesal.
"Lo siap-siap bentar lagi gw sampe ke asrama lo" lanjut nya.
tut tut tut
Adit langsung memati kan sambungan telepon nya dengan sinta,
sinta yang bingung akhir nya hanya menuruti adit agar segera bersiap-siap.
Sinta bingung harus memilih baju yang mana,bahkan kamar nya sangat berantakan.
Setelah lama memilih akhirnya sinta menemukan sebuah dress selutut berwarna hitam.
Sinta sedang memandangi diri nya di cermin, sambil bergumam.
"Ini udah,semua lengkap"Sinta sedang mengoreksi diri nya kalau-kalau ada yang kurang.
tok tok tok
Suara ketukan membuat sinta yang sedang memandangi diri nya di cermin langsung bergegas menuju pintu.
ceklek
Saat setelah sinta membuka pintu,adit tertegun melihat sinta memakai dress selutut berwarna hitam yang senada dengan toxedo nya.
Adit sibuk dengan lamunan nya yang mengoreksi sinta dari atas sampai bawah.
Sinta yang di lihat adit dari atas sampai bawah merasa salah tingka sehingga dia menyadar kan adit dengan memanggil nama nya.
"Hmm ..adit...adit"panggil sinta kepada adit tetapi tidak di hirau kan oleh adit dia malah sibuk dengan lamunan nya sendiri.
Adit terkejut setelah tangan sinta menggoncang lengan adit sambil memanggil-manggil nama nya.
"Eh iya kenapa"ujar adit tersadar dari lamunan nya.
"Sudah siap kan?"Tanya sinta kepada adit.(kok malah sinta sih yang tanya, seharus nya kan adit,aduh adit betapa begonya diri mu wkwkwk)
"Sudah ayok"Ajak adit.
"Yaudah aku tutup pintu dulu"Kata sinta sambil menutup pintu dan tidak lupa mengunci nya.
Adit dan sinta pergi menaiki mobil milik adit,tidak sampai sejam mereka sudah sampai di sebuah rumah yang besar.
Terlihat bahwa pesta itu sudah di hadiri banyak orang.
Adit dan sinta langsung turun dari mobil dan bergegas masuk ke dalam pesta tersebut.
Adit yang melihat kegugupan sinta langsung menggenggam tangan sinta erat,sinta awal nya terkejut dengan perlakuan adit tapi akhir nya dia menerima genggam an adit dan merasa nyaman.
"Eh sinta gw pikir lo gak datang"ujar sang pemilik rumah yaitu sisil.
Sinta hanya tersenyum canggung.
"Selamat ulang tahun ya sisil"Ujar adit tersenyum.
Sinta yang terkejut karena tidak tau bahwa ini adalah acara ulang tahun sisil langsung memberi kan ucapan selamat.
"Selamat ulang tahun ya, panjang umur,sehat selalu,and semoga cepat dapat jodoh,pokok nya yang terbaik lah"ujar sinta sambil tersenyum kikuk.
"Iyaa makasih ya"ucap sisil berterima kasih.
"Di cicip in aja ya hidangan nya aku mau nyambut tamu yang lain dulu ya"lanjut sisil dan di balas angguk an aku dan adit lalu pergi berlalu.
Hari ini aku benar-benar bahagia karena bisa pergi dengan adit meski pun pergi ke pesta nya sisil tapi sinta tetap merasa senang.
Karena sibuk dengan lamunan nya sinta kehilangan adit,karena sudah mencari tapi tak menemukan batang hidung adit sama se kali akhir nya sinta memutus kan untuk duduk di sudut ruangan yang memiliki tempat duduk dan juga ter bilang sepi karena tamu hanya berada di tengah-tengah ruangan.
"Akhir nya"ujar sinta setelah mendapat tempat duduk.
Tiba-tiba suara adit terdengar dari atas panggung untuk mengumpul kan para tamu agar fokus pada nya.
"Perhatian maaf karena telah mengganggu acara ini, saya ingin membuat pengumuman,dan juga saya ingin menyatakan perasaan saya kepada orang yang saya cinta i"ujar adit panjang lebar.
Sinta yang mendengar kata-kata adit langsung bergegas memecah kan kerumunan tetapi saat ia ingin mendekat ke arah panggung,adit memanggil nama orang yang dia cinta i dan sayang i.
(Siapa ya gw jadi penasaran nih)
(dan yang di panggil adit adalah....cencreng cencreng loh kok malah kayak pengumuman pemenang lomba ini lagi audisi pemenang hati eh kok malah audisi tapi ungkapan hati yang bener,udah mulai gak beres nih penulis nya).
"Sisil... gw minta lo ke atas panggung"ujar adit tersenyum dan memanggil sisil agar naik ke atas panggung.
Sinta langsung terdiam di tempat dia berdiriĀ bahkan tak berkutik,tatapan nya lurus ke depan,dia tak menyangka orang yang selama ini dia berikan seluruh hati nya ternyata tidak mencintai nya.
Sinta yang hati nya bak tersambar petir,tersayat belati,remuk,tak dapat menahan sakit hati nya.
Sinta langsung berlari memecah kerumunan dan pergi keluar dia berlari ke jalanan yang arah nya saja dia tak tau mau ke mana.
Setelah lama berlari dan cukup jauh dari pesta dia langsung berhenti dan berteriak se keras-keras nya.
"Gw pikir lo cinta sama gw dit..hiks..hiks gw pikir ada yang bisa buat hari gw berwarna lagi..hiks..gw salah,lo cuma nganggap gw gak lebih dari sekedar sahabat,lo jahat... hiks..."Sinta berteriak mencurah kan semua isi hati nya.
"Lo ngapain sih teriak-teriak pusing tau gw denger nya"kata seorang cowok yang tiba-tiba muncul dari balik pohon.
Sinta yang terkejut langsung memutar tubuh nya dan hampir saja terjatuh masuk ke dalam jurang.
Sinta memejam kan mata nya
apa dia sudah di surga ya kok gak sakit batin sinta dia lalu membuka mata nya dan terkejut ternyata dia cowok yang keluar dari balik pohon menangkap nya agar tidak jatuh.
Setelah sadar sinta langsung mendorong tubuh lelaki tersebut dan menghapus air mata nya dengan kasar.
"Lo ngapa in di sini?"Tanya sinta kepada cowo tersebut.
"Seharus nya gw yang nanya lo,lo ngapa in di sini,mau bunuh diri jangan di sini ntar gw jadi saksi mata"Kata lelaki tersebut lalu ber baring dan memejam kan mata nya.
"Btw nama lo siapa?"tanya sinta.
"Lo nanya gw"kata lelaki tersebut sambil menunjuk diri nya sendiri.
"Ya iya lah trus gw bicara ama sapa"ujar sinta agak kesal.
Lelaki tersebut tidak menjawab sinta lalu memejam kan mata nya lagi sambil tangan nya di letak kan di atas kepala sebagai bantal.
Sinta yang tidak mendapat kan jawab an lalu ikut duduk di sebelah lelaki misterius tersebut.
"Deon,nama gw Deon"Ujar nya masih dengan mata tertutup.
Sinta hanya ber -oh ria saja.
Lelaki tersebut lalu berdiri dan pergi ber lalu tanpa sepatah kata pun.
"eh lo mau ke mana"tanya sinta lalu ikut bergegas mengikuti deon.
"Yah pulang lah"ujar nya tanpa berhenti ber jalan sambil tangan nya di masuk kan ke dalam saku celana.
Sinta yang tidak tau arah jalan pulang pun hanya mengikuti deon,dan deon yang merasa risih di ikut i sinta pun akhir nya bertanya.
"Lo tu ngapain sih ngikut in gw"ujar deon menatap sinta sebal.
"Gw gak....gak tau jalan pulang"kata sinta gugup sambil menunduk dia tidak berani menatap pria di depan nya.
"Ya udah gw gak perduli"Ujar deon lalu pergi tapi sebelum pergi dia memberi peringatan ke sinta agar tidak mengikuti nya lagi.
Sinta hanya bisa menangis dia tidak tau harus kemana.
Sampai akhir nya ada sebuah sepatu berada di hadapan nya.
"Ya udah lo nginap di rumah gw aja,besok pagi baru gw antar,gak baik anak cewe malam-malam keluyuran"Katanya acuk tak acuh.
aduh deon kok kamu bego sih malah di tawarin nginap lagi,tapi kasian juga sih pasti kedinginan-batin deon
Tanpa menjawab sinta lalu mengikuti nya, setelah beberapa menit mereka berjalan mereka akhirnya sampai di sebuah rumah yang sangat besar.
"Ayok masuk"Kata deon sambil membuka pintu.
"Lo... lotinggal sendiri ya di sini"tanya sinta gugup takut salah bertanya.
"Ya nyokap bokap gw sibuk kerja mereka gak pernah perduli sama gw"jawab deon sambil tersenyum miris.
"Mereka perduli kok, meskipun mereka lebih menomor dua kan elo"ujar sinta yang semakin lama nada nya semakin mengecil.
"Lo si enak orang tua lo masih lengkap"ujar sinta tersenyum miris tanpa memandang deon yang sedari tadi memandang nya.
"Emang orang tua lo kemana"tanya deon
"Ibu ada kok di kampung,tapi ayah udah tenang di surga"kata sinta sambil tersenyum.
hebat juga ya ni cewek gak ada sedih-sedih nya apa lagi harus hidup cuma dengan ibu nya,dan pasti hidupnya susah gw mah enak mau apa tinggal beli tanpa mikir akan kehabisan harta-batin deon.
"Yaudah sekarang lo tidur di situ"tunjuk deon pada sebuah pintu.
"Makasih ya"ujar sinta tersenyum,
deon hanya mengangguk
Deon lalu bergegas naik tapi sebelum benar-benar naik dia kembali melihat sinta yang sedang masuk ke dalam kamar itu sambil tersenyum.
Setelah masuk kamar di lantai atas deon segera menutup pintu dan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Setelah selesai dia segera memakai kaos dan celana panjang dan bergegas turun,entah mengapa malam ini dia bersemangat.
Saat dia sampai di lantai bawah kebetulan sinta keluar dari kamar nya.
"Deon..."Panggil sinta kepada deon yang berada di dapur.
"ya"Jawab deon.
"Sebelum nya gw minta maaf tapi gw laper banget dan udah gak tahan,gak papa kan gw makan di sini"tanya sinta dengan suara pelan layaknya ketakutan.
Deon yang melihat sinta gugup langsung tertawa di dapur.
"Ya udah sini"ajak Deon Masih dengan cekikikan.
Sinta dengan ragu ke dapur lalu membuka kulkas dan mengeluarkan beberapa sayuran.
"eh lo mau apa"tanya deon yang bingung.
"Ya mau masak lah"Ujar sinta masih sibuk dengan sayuran nya.
"Tapi kan kita bisa pesen makanan"kata deon menyenderkan dirinya didinding lalu melipat tangannya didada.
"Gak usah makanan siap saji itu gak baik buat kesehatan,kalo keseringan ntar bisa sakit"Ujar sinta seperti ibu yang sedang menasihati anaknya.
baru kali ini gw di perhatikan,dulu bokap sama nyokap gw sendiri yang suruh gw buat makanan siap saji-batin deon
Deon duduk di meja makan sambil melihat sinta memasak dan menunggu nya selesai.
Sinta berjalan sambil membawa sesuatu yg sudah dia masak menyiapkan nasi mengambil kan minum.
"Gimana rasanya"tanya sinta sambil menunggu deon memberi kritik padanya.
"Ga buruk"Ujar deon seperti menghayati makan an sinta.
"Gak buruk gimana maksudnya"Tanya sinta lagi.
"Enak kok malahan enak banget"ujar deon sambil terus memakan masakan sinta
baru kali ini gw merasa hidup gw bewarna-batin deon.
Sinta dan deon hanyut dalam canda tawa malam itu, Sinta melupakan masalah nya dengan adit,deon juga melupakan masalah nya.
ting tong
"tunggu ya aku buka in pintu dulu"ujar deon lalu di balas angguk an oleh sinta.
ceklek
"mama"ujar deon terkejut.
"Siapa deon"ujar sinta dari dalam lalu bergegas menyusul, karena yang di nanti-nanti Belum kembali.
Sinta membulatkan matanya setelah tau siapa yang datang.
"Wahhh deon ternyata ini ya hadiah yang kamu bilang kemarin, seorang menantu"Ujar lila mama deon sambil memegang kedua pipi sinta.
"ayo ma masuk dulu"ajak deon mengusir kecanggungan.
"Dari tadi dong"ujar lila lalu masuk menarik sinta.
~ruang tamu
"siapa namanya menantu mama yang cantik ini"ujar lila
"Sinta tante"kata sinta kikuk
"Gak usah manggil Tante panggil mama aja,kan bentar lagi jadi menantu"ujar lila sambil tersenyum.
"Kan kami masih pacaran ma mana bisa dia panggil mama"kata deon muncul sehabis menutup pintu.
"Ya bisa lah, kalian aja masih pacaran sudah tinggal se atap"Ujar lila sambil tersenyum.
Sinta hanya tersenyum mengikuti lila karena bingung mau jawab apa.
Deon lalu pergi ke dapur dan disusul oleh sinta.
"Mama mau minum apa biar sinta buat in"tanya sinta pada lila.
"apa aja asalkan yang buat itu menantu mama"ujar mama menggoda deon.
"Lo kok bilang gw pacar sih"Tanya sinta sambil sibuk membuat kan minuman untuk lila.
"Habisnya gw bingung,emak gw tu kalo gw bilang lo bukan pacar,mungkin lo sudah di suruh jadi pacar gw"jawab deon sibuk memakan masakan sinta.
"sama aja itu"ujar sinta sebal.
Sebelum selesai membuat minuman tiba-tiba lila datang dan langsung duduk di meja makan.
"Ini masakan kamu Sinta"Tanya mama lila.
"Iya ma"jawab sinta.
lila langsung mencicipi masakan sinta .
"Bukan cuma cantik,baik, pintar masak lagi,emang menantu idaman".
~kamar
"Aduh gimana dong"ujar sinta bingung setelah berada di kamar deon.
"Gimana apanya"tanya deon pura-pura gak tau(padahal emang gak tau).
"Ya masa kita pacaran kalo mama kamu minta kita nikah gimana"Ujar sinta resah.
"Yaudah jalani"kata deon santai sibuk dengan handphone nya.
"Lah kok jalani"ujar sinta ikut duduk di sebelah deon.
Deon memalingkan wajahnya ke arah sinta.
"Loh kan gak punya pacar,gw juga gak punya pacar,jadi kita nikah kontrak aja,trus saat waktunya tepat kita cerai, gampang kan"ujar deon santai lalu sibuk dengan handphone nya lagi.
"Tapi gw harus selesain kuliah dulu"tawar sinta.
"Yaudah,btw lo kuliah dimana"ujar deon masih sibuk dengan handphone nya.
"Di akademi penerbangan"jawab sinta.
"Sama,tapi gw gak minat buat selesain skripsi"ujar deon.
"Enak ya lo duit banyak tapi gak minat buat kuliah,gw aja dapat beasiswa sudah syukur-syukur amat"ujar sinta.
Deon beranjak dari sofa ke kasur size miliknya lalu terlelap tidak lupa memberikan sinta selimut dan bantal.
---------
"Deon bangun dong,anterin gw pulang,entar gw telat"ujar sinta membangun kan deon.
"Yaudah pulang sendiri"kata deon sambil membenarkan posisi tidurnya.
"Tapi gw gak tau jalan pulang"ujar sinta.
"Yaudah naik taksi"suruh deon
"Gak ada taksi"ujar sinta.
"yaudah iya gw bangun, sekarang lo tunggu di bawah,gw mandi dulu"suruh deon lalu bergegas masuk kamar mandi.
"Eh mama sudah bangun"ujar sinta.
"Iya sini kamu, mama sudah masak in buat kamu"ajak lila.
Sinta menghampiri lila yg sedang berada di dapur.
"Ayo sin"Ajak deon sudah siap untuk berangkat ke sekolah.
"Eh deon sini dulu cicipin masakan mama"ajak lila.
"Tumben mama masak, biasanya pesen"ujar deon santai sambil berjalan menghampiri meja makan.
"Ini kebetulan ada menantu mama jadi mama pengen masak"Kata lila tersenyum.
Sinta hanya menunduk menyembunyikan wajahnya yg sepertinya sudah blushing.
Setelah mereka sarapan deon dan sinta langsung berangkat ke sekolah tak lupa berpamitan.
"Ma sinta berangkat dulu ya"pamit sinta tak lupa mencium punggung tangan lila.
Karena merasa tak enak akhirnya deon juga ikut berpamitan.
"Yaudah ma Deon berangkat dulu ya"pamit deon juga tak lupa mencium punggung tangan mamanya.
Hanya keheningan yang ada selama perjalanan menuju tempat mereka sekolah.
Setelah sampai sinta turun tak lupa berterima kasih.
"Makasih ya"ujar sinta.
"Buat apa"tanya deon bego
"Buat segalanya"jawab sinta.
"Gw punya hutang sama lo"lanjutnya
lalu bergegas pergi.
Terukir senyum di wajah deon.
~kantin
sinta sedang berada di kantin sambil menatap buku novelnya.
"Eh lo tau gak gw jadian lo sama sisil,tadi malam"ujar adit semangat setelah duduk di hadapan sinta.
"Iya gw tau,kenapa juga di kasih tau"jawab sinta santai tanpa berpaling dari novelnya.
"Ya kira aja lo gak tau soalnya kan li gak ada di pesta tadi malam"kata adit.
"lo bahkan gak khawatir gw gak ada semalam,lo juga gak khawatir, ternyata tidak ada celah lagi di hati lo buat gw"batin sinta.
"Eh itu sisil gw pergi dulu ya"pamit adit berlalu meninggalkan sinta.
Setelah adit berlalu sinta kembali sibuk dengan novelnya,dan tanpa dia sadari sudah ada seseorang duduk di hadapannya.
"hmmm"seseorang yang sedang duduk didepan sengaja berdehem agar membuat sinta melihatnya.
"Apa sakit banget ya sampe-sampe lo gak liat sekitar"ujar seseorang didepan sinta yang ternyata adalah deon.
Sinta hanya melihat sekilas lalu sibuk lagi dengan novelnya.
"Apa an sih"ujar sinta kesal.
"Buset ni cewek kemarin aja suara nya halus sekarang jutek amat"batin deon.
"Gimana"tanya deon
"Gimana apanya"tanya sinta balik
"Pernikahan kontrak kemarin"tanya deon lagi.
"gak usah bahas itu lagi"ujar sinta sebal lalu sibuk dengan novelnya lagi.
"Deal kan"tanya deon.
"Serah lu"jawab sinta.
Deon lalu bergegas pergi.
~keesokan paginya
Sinta masih tetap sama,dia masih di kantin,tapi kali ini sibuk dengan handphone nya.
"Mama ngajakin lo makan malam"ujar deon yang tiba-tiba duduk di depan sinta.
"Lo tuh ya kaya setan aja tiba-tiba datang"ujar sinta terkekeh.
"Kemarin aja jutek,sekarang baik,tapi gak papa soalnya senyumnya manis"batin deon tersenyum.
"Lo kenapa kesambet senyum-senyum sendiri"ujar sinta terkekeh.
Deon yang ketawan tersenyum melihat sinta langsung memalingkan wajahnya.
"Gak papa,tapi lo mau kan ijut makan malam di rumah,soalnya mama juga lagi ngadain acara kepulangan nya dan papa gw"tanya deon gugup tanpa melihat ke arah sinta.
"Iya gw datang tapi jemput ya"ujar sinta tersenyum.
"Yaudah di mana rumah lo"tanya deon.
"di Jln.XxX jam berapa"ujar sinta bertanya.
"jam 6:30 lah bisa kan"ujar deon semangat seakan dapat permen dari ibu nya.
"Iya bisa kok"kata sinta
"Yaudah gw pergi dulu ya"pamit deon kepada sinta,tidak lupa senyuman indahnya.
*****
Hari-hari deon menjadi berwarna semenjak kehadiran sinta,cinta kini ada di antara mereka berdua.
Sore hari deon dan sinta sedang berada di pantai menikmati sunrise.
"bagus banget, makasih ya udah bawa aku kesini"ujar sinta senang.
"Iya sama-sama"kata deon.
Ketika malam tiba deon membawa sinta untuk makan malam bersama.
"Bentar ya gw permisi sebentar"ujar deon meninggalkan sinta yang sedang berada diatap sebuah hotel bintang lima.
"Mana sih Deon kok gak datang-datang,apa jangan-jangan dia tinggalin aku"ujar sinta mencari-cari.
Tiba-tiba terdengar suara nyanyian dari seseorang yang sedang memainkan gitar yaitu-Deon.
Forever can never be long enough for me
Feel like I've had long enough with you
Forget the world now we won't let them see
But there's one thing left to do
Now that the weight has lifted
Love has surely shifted my way
Marry me
Today and every day
Marry me
If I ever get the nerve to say
Hello in this cafe
Say you will
Mm-hmm
Say you will
Mm-hmm
Together can never be close enough for me
Feel like I am close enough to you
You wear white and I'll wear out the words I love you
And you're beautiful
Now that the wait is over
And love and has finally shown her my way
Marry me
Today and every day
Marry me
If I ever get the nerve to say hello in this cafe
Say you will
Mm-hmm
Say you will
Mm-hmm
Promise me
You'll always be
Happy by my side
I promise to
Sing to you
When all the music dies
And marry me
Today and everyday
Marry me
If I ever get the nerve to say hello in this cafe
Say you will
Mm-hmm
Say you will
Mm-hmm
Marry me
Mm-hmm
Setelah selesai bernyanyi deon datang menghampiri sinta dan bertanya.
"Will you marry me"Tanya deon sambil memperlihatkan sebuah cincin.
Sinta tak kuasa menahan tangis,dia membekap mulutnya seakan tak percaya apa yang barusan terjadi.
"Kamu mampu memberikan warna di atas kertas putih,kamu pelangi yang hadir setelah hujan,kamu adalah yang terindah dan I LOVE YOU"Lanjut deon.
Sinta langsung memeluk deon dan menangis di dalam pelukan nya.
"I love you too I am willing to be your life's companion"ujar sinta dalam pelukan.
Setelah malam itu deon dan sinta bersama-sama mengerjakan skripsi supaya cepat selesai dan segera bekerja.
Hari-hari terus terlewatkan sampai tiba dimana hari wisuda mereka sinta merasa bahagia karena bisa wisuda tapi ia juga sedih karena ibunya tidak ada mendampingi di acara istimewa ini.
Deon merasa bersedih melihat orang yang disayanginya bersedih.
"Sayang"panggil deon kepada sinta.
Sinta langsung melihat ke arah deon memeluk dan menangis di dalam pelukannya.
Setelah acara selesai deon dan sinta langsung bergegas pulang.
"Aku sudah gak sabar mau pulang"ujar sinta senang sambil membereskan pakaian nya.
Setelah lamaran kemarin deon memutuskan agar sinta tinggal bersamanya,sinta mau tidak mau akhirnya terpaksa walaupun ia sangat senang.
Deon hanya tersenyum
dia senang melihat sinta tersenyum bahagia.
3 jam menempuh perjalanan
Mereka akhirnya sampai di sebuah rumah yang sudah sangat tidak layak pakai.
Sinta langsung keluar dari mobil dan berlari ke arah rumah.
"Ibu ibu bu....sinta pulang"ujar sinta sambil terus berlari,deon hanya mengikuti sinta.
Dinda selaku ibu sinta langsung keluar karena ada yang memanggilnya.
"Iya ada ap"Omongan nya terputus ketika melihat siapa yang ada di depan rumahnya.
Seseorang yang selama ini dia nanti kepulangannya kini ada di hadapannya dengan baju pramugari.
Sinta langsung menghambur kedalam pelukan dinda.
"Ibu sinta kangen hiks"ujar sinta menangis.
"iya ibu juga kangen"kata ibu sinta menitikkan air mata.
Setelah lama berpelukan mereka melepaskan pelukannya,dinda yang merasa heran dengan siapa lelaki yang bersama putrinya itu lalu bertanya.
"Ini siapa ya"tanya dinda.
"Dia itu tem"jawab sinta terpotong deon.
"Calon suaminya bu Deon"ujar deon memotong perkataan sinta memperkenalkan diri.
"Ayo masuk dulu"ajak dinda mempersiapkan masuk.
Sinta dan deon masuk hari itu mereka menghabiskan waktu bersama,dinda menceritakan sinta sewaktu kecil yang membuat wajah sinta merah padam.
Keesokan harinya deon dan dinda memasukkan barang dinda kedalam mobil karena mereka sudah sepakat akan membawa dinda tinggal bersama mereka.
1 bulan kemudian
Setelah sepakat Deon dan sinta akan melakukan pernikahan lusa,mereka mengundang beberapa pilot dan pramugari,karena mereka sudah mulai bekerja sejak sebulan yang lalu.
Hari-H
Sinta sedang melihat dirinya dicermin dia tidak percaya tentang apa yang dilihatnya.
Seseorang memakai gaun pengantin yang indah,pernikahan yang megah dan dilatar belakangi cinta.
Sinta tidak pernah membayangkan hidupnya akan seindah ini.
tok tok tok
"Masuk"ujar sinta mempersilahkan.
"Putri ibu memang cantik"puji dinda sambil memegang wajah putri semata wayangnya itu.
Sinta hanya tersenyum dia benar-benar bahagia,tapi dia takut menangis dan akan merusak hiasannya.
"Ayo turun semua orang susah menunggu"Ajak dinda lalu menggandeng putrinya itu turun.
Ketika sinta turun banyak yang memujinya bahkan deon pun menjadi terlena melihat sinta begitu cantiknya.
Ijab kabul sebentar lagi akan di mulai oleh penghulu detak jantung sinta dan deon menjadi tak karuan.
"Saya terima nikah dan kawinnya sinta aulia binti hendra wijaya dengan maskawin tersebut dibayar tunai"ujar deon dengan satu tarikan nafas.
"Bagaimana para saksi SAH"ujar penghulu.
"SAH!!"ujar yang ada di acara tersebut lalu bertepuk tangan.
kini sinta resmi menjadi seorang istri pilot juga sebagai pramugari.
Hidup deon dan sinta sangat bahagia mereka sering berpergian bersama menggunakan pesawat (karena mereka awak pesawat ya).
dinda dan lila pun menjadi besan yang sangat akrab itu menambah suasana harmonis keluarga ini.