Tidak ada kegiatan menarik yang bisa di lakukan saat berada di ruangan yang dominan diisi dengan segala hal yang berbau pekerjaan. Berkali-kali mengedarkan pandangan ke segala arah karena ikut memutar dengan apa yang harus di lakukan kekasihnya, akhirnya Leo menjentikkan jemari.
"Kamu mau makan, sayang?" tanyanya dengan nada bicara yang terdengar sangat hangat. Daritadi ia hanya berkutat dengan tumpukan dokumen ya karena memang ini yang harus ia lakukan, terlebih lagi harus serius supaya cepat selesai dan bisa pulang tepat waktu lalu berjalan-jalan sore dengan sang wanita yang paling ia cintai.
Felia yang memang baru saja bangun dari alam mimpinya pun akhirnya menguap, otomatis telapak tangannya menutupi mulut yang terbuka lebar. Ia mengusap mata yang masih terasa sayup-sayup, lalu menolehkan kepalanya ke arah Leo. "Makan? iya sih aku lapar..." jawabnya sambil mengusap-usap perut buncitnya, lalu menatap laki-laki tercintanya dengan sorot mata puppy eyes. "Mau steak!" sambungnya.