Hanya tersisah satu raga yang masih sibuk menatap langit tengah malam dari atas balkon kamarnya. Dia adalah, Xena. Gadis itu tampak duduk di kursi kayu yang memang sengaja di letakkan disana, berfungsi untuk sekedar duduk santai atau ingin menikmati matahari terbit dan terbenam. Tapi kali ini, beralih fungsi sebagai tempat ternyaman untuk menatap beberapa bintang di angkasa.
Tidak, ini bukan membicarakan tentang bintang ataupun benda-benda angkasa yang terlihat indah. Ini tentang... suasana hatinya yang kian tidak terarah. Membentuk sebuah pikiran yang semakin membuat kepalanya terasa ingin pecah dengan taburan bumbu senyum kepalsuan.
"Kenapa takdir selalu jahat pada ku?" tanya Xena pada dirinya sendiri. Ia memeluk lututnya, berharap menenangkan segala rasa gundah yang berada di hatinya. Ia benar-benar ingin hidup bebas layaknya orang lain di luar sana.