"Ada apa sih?"
Erica berdecak kesal karena sedari tadi Sean masih menunjukkan raut wajah dengan urat yang menonjol seperti itu. Baginya, aura pembunuhnya benar-benar menyeruak kental dari dalam tubuhnya. Tapi satu hal yang ia tidak mengerti, kenapa laki-laki itu masih saja mendiami dirinya?
"Aku ada salah?" Tanya Erica sekali lagi. Ia sangat bingung jika dalam posisi seperti ini. Menurutnya, Sean yang sudah kelewat cerewet ini dan tiba-tiba menjadi sosok yang pendiam terlihat sangatlah tidak pantas.
Sean bergeming, ia sama sekali tidak berniat untuk membalas pertanyaan Erica sama sekali.
"Sean?" Panggilnya kembali sambil menatap lekat Sean yang tengah berada di seberangnya. Mereka sudah berada di dalam jet pribadi yang di pinjam laki-laki itu. Ia merasa kesal karena semenjak ia menunjukkan pesan Orlin kepada Sean, pada saat itu juga dia terus menerus diam dan berbicara dengan seperlunya saja.