Orlin kini menyesap segelas jus semangka dengan sangat tenang, kedua sorot matanya terus menerus menatap ke arah bingkai foto yang terdapat hasil potret dirinya pada Niel. Tampan, itulah satu kalimat yang terlintas di benaknya ketika melihat wajah itu. Walaupun hasil potret-nya tidak sebagus yang ia bayangkan, tapi cukup memuaskan karena foto tidak kabur terlebih lagi buram tidak terlihat jelas.
"Apa foto di bingkai itu kekasihmu?" Tanya Allea yang sedaritadi melihat ke arah Orlin yang tampak senyum-senyum sendiri melihat ke arah bingkai foto yang terdapat di atas meja kerja temannya itu. Ia pikir tadi Orlin sedang melihat film lucu di ponsel, tapi ternyata gadis itu hanya sibuk memandangi bingkai foto.
Orlin menoleh ke arah Allea dengan senyuman yang masih merekah, namun sedetik kemudian ia menggelengkan kepalanya. "Bukan." Ucapnya.