"Sialan!" umpat Sean sambil melangkahkan kakinya menuju ke Hana. Sungguh, ia rasanya ingin menewaskan gadis yang bernotabene kakaknya itu pada saat ini juga. Ia berhenti tepat di hadapan Hana, lalu segera menendang tangan gadis tersebut sampai pistol yang berada di tangannya terjatuh dengan mulus di permukaan pantai.
Hana meringis, lalu mengibas-ngibaskan tangannya yang terasa perih. "Apa-apaan, sih?!" serunya dengan kesal. Ia menatap Sean yang memang sudah berubah haluan menjadi berada di pihak mereka, baiklah toh ia bisa melakukannya sendiri tanpa bantuan siapapun.
Mendengar nada bicara tanpa rasa bersalah itu tentu saja membuat Sean melangkah kakinya untuk lebih mendekat ke arah Hana. "Sialan, di diamkan semakin menjadi!" ucapnya di sambil berdecih tepat di wajah gadis yang kini ia sudah cekal rahang tirusnya dengan sangat kencang, tidak peduli hal itu akan menyakiti Hana.