"Terimakasih sudah memberikan izin akses keamanan karena ini sudah menjadi tugasku." ucapnya sambil menampilkan sebuah senyuman tipis, menunjukkan kesopanan yang sangatlah berwibawa.
Niel meneguk salivanya sekali lagi dengan kasar, berharap sekali jika kini takdir berpihak dekat padanya. Ia tidak bisa membayangkan saat Alard melihat Farrell, Orlin, dan juga Dicta di dalam sana. Jangan ditanyakan betapa gugup pemikirannya saat ini. Melihat Alard yang terus melangkah membuat pertahanan dirinya semakin menipis, kalau dirinya ini hanyalah laki-laki tanpa pertahanan yang kuat pasti sudah menampilkan beberapa peluh di pelipisnya.
"Dan Ziddart, apa semua ini?"
Niel merutuki nasib buruk yang menimpa dirinya, sudah dapat di pastikan ia akan kalah sebelum memulai peperangan. Dengan lesu, ia tentu saja langsung melangkahkan kakinya ke arah Alard.