"Puas?!"
Erica menatap Sean dengan sorot mata yang sangat sengit. Ia benar-benar ingin mematahkan tulang laki-laki itu saat juga. Bagaimana tidak kesal? Ia sedari tadi di tahan-tahan supaya tidak pergi ke rumah Xena karena menurut pengakuan Sean, sahabatnya itu tengah beristirahat. Dan barusan, telpon terputus dan langsung membuat dirinya naik pitam karena belum selesai berbicara dengan Vrans.
Melihat gadisnya yang semakin mirip dengan iblis membuat senyuman Sean melebar. "Puas, sangat puas." ucapnya sambil meraih dagu Erica dan mendekatkan wajahnya dengan wajah gadis itu. Napas mereka saling terasa pada masing-masing permukaan wajah, yang satu terdengar lembut dan terasa sangat damai sedangkan yang satunya terdengar kasar dan tidak beraturan.