Di suatu tempat yang tidak di ketahui keberadaannya.
Pukul 04:00 Pagi hari.
Ada banyak orang yang di kumpulkan di satu ruangan yang cukup luas. Mereka terlihat tidak seperti orang-orang yang ramah melainkan terlihat seperti seorang Preman.
Tidak ada yang tahu kenapa mereka semua di kumpulkan di satu tempat ini. Melainkan mereka hanya menerima panggilan dari sekretaris Boss Besar mereka dimana mereka dengan cepat langsung menuruti panggilan dan datang ke tempat ini.
Tidak ada yang tahu untuk apa mereka di panggil kesini pagi-pagi buta.
Mereka bahkan belum mendapat peringatan sedikit pun jika di adakannya rapat dadakan.
Mereka merasa khawatir dan berasumsi kalau mereka di kumpulkan di sini berkat kejadian 2 hari yang lalu mengenai kekalahan telak 10 Petarung anggota Isamu dan Boss Distrik perbelanjaan.
Sementara itu, Di tengah-tengah kerumunan yang ramai tersebut ada satu orang yang menyendiri duduk di pojokan.
Dia adalah seorang remaja laki-laki dimana umurnya sepertinya kisaran 20 tahun ke atas. Dia memiliki rambut coklat muda gondrong yang bergelombang sampai leher, Mata berwarna coklat, Tampang wajahnya cukup atraktif namun tidak begitu tampan.
Dia memakai kaos lengan pendek berwarna hitam dengan gambar Tengkorak berwarna putih, Jaket jeans yang di buka, Celana jeans dengan rantai pendek di kantong sebelah kanannya, Sapu tangan kain berwarna oren yang dia ikat di lengan kanannya, Kalung rantai dengan Dog tags berwarna silver, dan sepatu berwarna Coklat.
Di sekujur tubuhnya juga terdapat beberapa tato. Di kedua lengannya ada tato yang menutupi hampir memenuhi kedua lengannya. Di tubuhnya pun juga ada namun tidak sampai menutupi sepenuhnya.
Namanya adalah Mikado Mitsutsu di panggil Mikado atau akrabnya di panggil Mika.
Dia memilih menyendiri di karenakan dia tidak ingin berdempet-dempetan dengan banyak orang dan juga akan susah untuk bernafas nantinya.
Dia berpikir di dalam hati memikirkan untuk apa mereka di panggil kesini dengan jumlah yang cukup banyak.
Tapi..Karena dia tidak begitu berpengalaman dalam mengurusi hal-hal seperti ini, Dia menyerah untuk mencari tahu dan lebih memilih untuk menunggu hasilnya belakangan nanti.
"Ramai sekali" Ucapnya pelan.
"Aku sudah lama bergabung dengan kelompok Boss (Isamu), Tapi aku tidak pernah menyangka kalau Boss memiliki cadangan anak buah sebanyak ini"
"...Aku bahkan belum pernah di tugaskan di suatu tempat sama sekali. Tugas yang atasan sering berikan kepadaku biasanya menghajar beberapa orang itupun juga jarang. Belakangan ini lebih jarang lagi"
"Beruntungnya untuk mu"
"Hmm?"
Dari samping kanannya, Ada seseorang yang mendekatinya yang mendengar ucapannya dan langsung masuk mengajaknya berbincang.
"Tugas yang atasan sering berikan untuk ku justru hanya menguntit saja lalu mengantarkan pesan khusus ke beberapa orang dan hanya itu saja. Aku belum pernah di tempatkan di suatu tempat sama sekali. Operasi besar-besaran pun aku juga belum pernah di turunkan"
"Begitu ya. Kalau begitu aku cukup beruntung benar kata mu. Tugas ku hanya menghajar seseorang saja dan hanya itu tapi tidak banyak"
"Benar"
Laki-laki itu seumuran sama dengan Mikado. Dia memiliki rambut yang sangat pendek berwarna hitam, Mata berwarna hitam, Wajah dan rupa yang pas-pasan, Dan tubuh yang terlihat kurus namun cukup terbentuk.
Dia memakai kaos lengan pendek berwarna hitam, Dia memakai Topi Beanie kecil berwarna hitam, Gelang berwarna abu-abu gelap di tangan kirinya, Celana jeans berwarna hitam, dan sepatu berwarna hitam. Dia juga memiliki tato di lengan kanannya. Walau terlihat seperti pria yang kurus, Dia ahli dalam bela diri.
Namanya adalah Taro Nikubi di panggil Taro.
"Aku adalah Taro Nikubi. Panggil saja aku Taro. Dan kau?"
"Mikado Mitsutsu. Panggil saja aku Mikado"
"Singkatnya ku panggil kau Mika saja. Boleh?"
"Tentu. Itu juga memang nama panggilan ku"
"Kalau begitu salam kenal, Mika"
"Ya, Salam kenal juga Taro"
Mereka berdua berjabat tangan setelah memperkenalkan diri mereka masing-masing.
Walau anak buah Isamu kebanyakan terlihat tidak ramah dan menakutkan, Namun beberapa dari mereka justru cukup ramah dan bersahabat walaupun pekerjaan mereka terbilang tidak begitu baik.
Taro juga ikut duduk di sebelah Mika supaya mereka dapat mengobrol dengan mudah dan nyaman.
"Sudah berapa lama kau bergabung dengan Gang ini?" Tanya Taro pada Mika.
"Baru saja setahun. Namun terasa sudah cukup lama"
"Kalau begitu sama dengan ku. Kita satu angkatan"
"Aku heran darimana Boss bisa mendapatkan orang-orang ini. Maksud ku, Ini terbilang cukup banyak"
"Entahlah. Aku juga merasa penasaran. Sama halnya bagaimana dia dapat menemukan kita, Benar kan"
"Ya kau benar. Tiba-tiba saja ada anggota Scout milik Boss yang menghampiri ku dan mengajak ku bergabung. Karna aku seorang pengangguran pada waktu itu dan karna Hell Keeper memang salah satu bidang yang cocok untuk ku, Aku langsung menerima ajakan untuk bergabung. Tapi ternyata tugas yang para atasan berikan kepada ku cukup sedikit"
"Yaa, Setidaknya itu cukup untuk mengisi perut kita, Bukan"
"Ya. Setidaknya aku dapat makan"
Taro melihat keseliling dimana dia hanya dapat melihat orang-orang yang banyak dengan wajah-wajah mereka yang bingung dan penasaran.
"Oi, Mika. Menurut mu kenapa Sekretaris Boss memanggil kita ke sini?"
"Entahlah. Aku sudah memikirkan hal itu dari tadi dan sekarang aku sudah tidak peduli lagi"
"Apa menurut mu ada masalahnya dengan kekalahan besar di Distrik perbelanjaan 2 hari yang lalu?"
"Mungkin saja. Itu bisa jadi"
"Itu cukup mengejutkan, Bukan"
"Ya. 2 melawan 10 di menangi oleh 2 orang dalam waktu kurang dari 3 menit. Mendengar berita itu saja membuat ku merinding dan sangat terkejut. Aku bahkan pernah merasa panik kalau bagaimana jika aku di suruh turun kelapangan untuk melawan dan balas dendam kepada 2 orang tersebut"
"Ya. Itu pastinya akan cukup menakutkan. Tapi sepertinya pikiran mu cukup jauh dan paranoid juga"
"Tidak. Bukan karna itu. Tapi memang tugas yang para atasan berikan padaku adalah membalaskan dendam"
"Serius?!"
"Biasanya"
"Kalau begitu aku paham perasaan dan rasa takut mu itu"
Lalu, Dari bagian paling depan dari ruangan itu datang seorang pria bertubuh besar berteriak untuk menyiapkan orang-orang yang hadir.
"PERHATIAN SEMUANYA!"
Suaranya sangat keras sampai dapat di dengar oleh orang-orang yang berada di ruangan yang luas ini. Sekejap, Mereka semua langsung memerhatikan ke arah depan melihat ke arah orang bertubuh besar tersebut secara seksama.
"Dia? Siapa dia?"
"Salah satu atasan dan salah satu anak buah terpercaya Boss besar. Aku juga lupa siapa namanya"
"Jujur..Dari semua atasan yang ku kenal hanya Botan dan Haru saja yang ku kenal"
"Aku juga"
Pria bertubuh besar yang berdiri di bagian paling depan ruangan tersebut adalah salah satu atasan dan anak buah keterpercayaan Isamu. Dia berada di sini untuk menyampaikan sesuatu kepada seluruh orang yang hadir.
"Aku yakin kalian sudah mendengar kabar mengenai kekalahan telak yang terjadi di Distrik perbelanjaan 2 hari yang lalu, Bukan"
"B-Beraninya..."
"Ya. Boss besar dan atasan tidak takut untuk mengakui kekalahan. Dia dengan entengnya mengatakan mengenai kekalahan di distrik perbelanjaan tanpa ada rasa malu"
"Boss Isamu juga sering mengatakan kalau kita jangan malu untuk mengakui kekalahan sih"
Ucap pelan Taro dan Mika.
Pria bertubuh besar itu kembali berbicara.
"Aku bukan orang yang suka basa basi jadi langsung saja ke intinya. Boss besar meminta kalian untuk mengurus Dsirik perbelanjaan. Dengan begini kalian secara resmi di tempatkan di sana"
Ucapannya membuat semua orang terkejut. Satu tempat itu langsung penuh dengan suara-suara ketidak percayaan yang ramai.
"Oi oi oi. Yang benar saja" Ucap Taro.
"Sebanyak ini..Kita semua di tempatkan dan di tugaskan untuk mengurus Distrik perbelanjaan. Apa tidak akan repot nantinya, Terutama yang akan menjadi Bossnya nanti pasti akan lebih repot lagi"
"Benar sekali. Tapi di lihat dari keputusan Boss, Sepertinya ini untuk berjaga-jaga"
"Berjaga-jaga mengenai kedatangan kembali 3 orang yang waktu itu, Bukan?"
"Kurang lebih"
Lagi, Si Pria besar kembali berbicara.
"Aku tahu kalian semua hanya termasuk cadangan, Tapi kami sudah mengumpulkan yang terbaik dari kalian yang nantinya di rencanakan untuk mendapatkan promosi. Mulai dari Petarung, Pengawas, Ahli patroli, Penagih, Pesuruh dan lainnya. Kalian semua sudah masuk kedalam List kami dan cukup kami percaya"
Lalu, Dari sekerumunan orang-orang itu ada salah satu orang yang mengangkat tangannya untuk bertanya.
"Bagaimana dengan seorang pemimpin? Siapa yang akan memimpin nanti?"
Si pria besar langsung menjawab-
"Tidak ada"
"HAAAHH?!?!?!"
Serontak, Orang-orang yang hadir langsung terkejut dengan pernyataan langsung si pria besar.
"S-Serius?!" Ucap terkejut Mika.
"Ini...Di luar perkiraan ku..." Ucap terkejut Taro.
"Kalian akan beroperasi di distrik perbelanjaan dengan tanpa adanya seorang pemimpin. Tidak ada Boss. Kalian harus mengurusnya masing-masing dan membagi tugas masing-masing. Semua di lakukan dengan inisiatif kalian masing-masing"
Lagi, Salah satu orang bertanya.
"Kenapa begitu?"
Si Pria besar tangguh itu pun langsung mejawab-
"Jika yang kau maksud adalah kenapa tidak adanya pemimpin, Maka itu karena Boss Besar tidak ingin ada seseorang yang terjerumus akan kekuasaan lagi. Intinya untuk tidak mengulangi kejadian yang sama seperti pengurus distrik perbelanjaan sebelumnya"
"Yaa..Itu juga di karenakan Distrik perbelanjaan tempat yang sangat strategis dan yang paling menguntungkan dari semuanya..Setidaknya sih" Ucap Mika.
"Dari semua tempat memang Distrik perbelanjaan adalah tempat yang paling menguntungkan di karenakan banyaknya toko-toko yang buka dan tidak begitu sulit untuk di tangani. Namun, Juga sangat susah untuk mengurusnya karena terlalu luas" Ucap Taro.
Kembali pada si pria bertubuh besar-
"Sudah cukup sampai di situ saja tugas yang ku berikan kepada kalian. Mulai jam 7 pagi nanti kalian akan langsung bertugas di sana. Pesan dari Boss besar adalah 'Jangan ada yang mengacau seperti pengurus sebelumnya' Apa kalian mengerti?"
Ucapannya yang mengenai pesan terakhir dari Boss Isamu membuat semua orang merinding dan berkeringat dingin. Mereka semua menjawab "Dimengerti" dengan nada yang pelan namun karena ramai jadi dapat terdengar dengan jelas di kuping Si Pria besar tangguh tersebut.
"Baiklah. Kalau begitu aku pamit. Selamat menjalani tugas kalian yang baru"
Lalu, Sebelum si pria besar itu pergi ada salah satu orang lagi yang bertanya.
"Bagaimana dengan laporan?"
Si pria besar langsung menjawab-
"Itu tidak perlu kalian pikirkan. Boss besar Sudah memilih salah satu orang sebelumnya untuk tugas laporan"
"B-Baiklah"
Setelah menjawab pertanyaan terakhir tersebut, Si pria besar langsung meninggalkan ruangan tersebut melalui pintu meninggalkan mereka semua di dalam ruangan.
"...Baiklah..Sepertinya ini akan menjadi penempatan pertama kita, Bukan" Ucap Taro kepada Mika.
"Uwaaaahhh...Aku tidak tahu harus senang atau tidak. Walau pendapatan kita akan menjadi lebih banyak dan sering ketimbang sebelumnya tapi bagiku ini cukup merepotkan di karenakan tidak adanya yang memimpin"
"Kau yang bilang. Omong-omong, Kau di pilih berkat peran apa?"
"Petarung"
"Ok..Itu sangat berat untuk mu"
"Makanya. Haaaaaaahhh..Aku rasa aku yang akan paling tidak beruntung nantinya bersamaan dengan para petarung yang lain. Bagaimana dengan mu?"
"Aku hanya di pilih berkat peran ku sebagai Pengawas dan pesuruh. Aku mungkin tidak akan langsung terjun kelapangan pertarungan seperti mu tapi aku nanti mungkin yang akan mendapatkan tugas yang paling banyak bersamaan dengan yang lainnya"
"Tapi tetap saja, Ya. Kau mungkin yang akan paling banyak tugas tapi aku nanti yang akan paling banyak luka"
"Itu kalau kau bisa bertahan dan menang dalam pertempuran nantinya"
"Kau yang bilang"
Mika dan Taro pun langsung tertawa setelah percakapan tersebut.
Di suatu ruangan yang di yakini sebagai ruangan milik Isamu.
Ada seorang perempuan cantik yang memakai setelan layaknya seorang sekretaris muda dengan kacamata.
Perempuan itu mengenakan setelan luar berwarna merah baik rompi dan rok pendek kantorannya, Kemeja berwarna putih, Stocking berwarna hitam, Sepatu Hak tinggi berwarna merah, Kacamata minus berwarna merah, dan kalung yang indah di lehernya.
Dia memiliki rupa yang sangat cantik dan menawan. Lekukan tubuhnya juga sangat sempurna dan dapat memikat banyak orang, terutama bagian dadanya yang cukup besar, Rambut pirang yang panjang dan indah dimana selalu dia ikat Ponytail. Dia terlihat masih muda dan umurnya adalah 22 tahun.
Dia di kenal dan di panggil sebagai Akiyama, Sekretaris setia Isamu yang sudah bekerja dengannya semenjak lulus SMA 4 tahun yang lalu.
Dia baru saja mendapatkan panggilan telpon dan laporan dari si pria bertubuh besar yang baru saja memberikan tugas kepada banyak orang di salah satu ruangan dan tempat sebelumnya.
"Laporannya sudah masuk. Mereka semua sudah siap untuk di turunkan ke lapangan yaitu Distrik Perbelanjaan nanti pagi pukul 07:00 Pagi, Tuan Isamu"
Di hadapannya ada Isamu yang duduk di atas kursi membelakangi sekretaris itu tidak memperlihatkan wajah dan tubuhnya sambil merokok.
"Bagus. Dengan begini distrik perbelanjaan akan langsung berada di tangan ku lagi. Tidak perlu mencemaskan pemasukannya lagi dengan begitu"
"Kalau saya boleh bertanya, Tuan?"
"Ya, Ada apa?"
"Kenapa Tuan langsung dengan cepat mengutus banyak orang untuk mengurus distrik perbelanjaan dan kenapa Tuan tidak mengutus pemimpin?"
"Hmmm..Kenapa ya?"
"Y-Ya?"
"Untuk memancing"
"M-Memancing..Tuan?"
"Akiyama..Apa kau tahu 'Mirai Family'?"
"Aku hanya pernah mendengarnya dan jika tidak salah, Mereka pernah berurusan dengan kita 2 tahun yang lalu. Benar begitu, Tuan?"
"Ya. Mereka memang pernah berurusan dengan kita 2 tahun yang lalu. Tapi bukan itu yang ku tanyakan kepada mu, Akiyama"
"M-Maafkan saya, Tuan. Kalau begitu saya akan coba menjawab ulang. Jika tidak salah, Mereka adalah sekumpulan Gang SMA yang di bilang sebagai yang terkuat di seluruh Sekolahan. Benar begitu, Tuan? Tapi maaf, Saya tidak terlalu mengetahui mengenai mereka dan menganggap mereka hanya sebagai Mitos saja sampai urusan 2 tahun yang lalu terjadi baru saya mengetahui mengenai mereka..Dan juga berkat masalah sekarang ini"
"Aku kira dia berada di era mu pada waktu itu"
"Waktu itu sekolah saya mungkin memiliki beberapa berandalan dan Gang, Namun kelihatannya mereka tidak begitu kuat dan aku tidak pernah mendengar 'Mirai Family' dari mereka"
"Begitu ya. Aku kira kau tahu beberapa hal yang banyak mengenai mereka"
"M-Maaf"
"Tidak perlu minta maaf. Kalau begitu, Akan ku lanjutkan alasan mengapa aku bertindak secepat ini dengan mengirimkan banyak orang untuk mengurus distrik perbelanjaan"
"B-Baik. Saya akan mendengarkan dengan baik"
Dari balik kursi, Isamu mengeluarkan asap rokok yang banyak lalu kembali berbicara-
"Aku ingin tahu seberapa cepat mereka bertindak"
"Begitu ya. Saya paham"
"Simplenya sih seperti itu. Karena aku sekarang kekurangan informasi mengenai mereka dan mengandalkan informasi dari 2 tahun yang lalu itu masih kurang cukup. Maka dari itu aku juga harus langsung bergerak menyerang mereka di perang informasi seperti sekarang ini. Ini serangan balik ku kepada mereka. Pengendali Informasi itu bisa mengendalikan pertarungan"
"Bukan kah anda sudah mengirim Botan untuk mencari informasi mengenai mereka"
"Ya. Tentu. Tapi aku tidak bisa berdiam saja dan menunggu laporan darinya. Dia dan anggotanya mungkin akan mencari dari jalan ke jalan dan dari berandalan sekolah ke berandalan sekolah sampai ke para preman-preman yang lainnya. Jujur saja, Itu cukup lama dan mungkin informasi yang di dapatkan tidak begitu banyak, Karena 'Mirai Family' selalu di anggap sebagai mitos. Lalu, Yang ku lakukan sekarang ini adalah mencoba menyerang dan memancingnya mengetahui kalau mereka sering datang ke distrik perbelanjaan untuk pergi ke suatu cafe"
"Darimana Tuan mendapatkan informasi itu?"
"Dari beberapa orang di distrik perbelanjaan"
"Tuan memiliki informan dan intel di sana?"
"Diam-diam saja, Ya, Aku memilikinya. Jujur aku sebenarnya tidak mempercayai kerja si Gorila itu makanya aku mengirim beberapa informan untuk mengawasi sekeliling Distrik perbelanjaan juga kerja si Gorila itu tanpa sepengetahuannya"
"Kenapa Tuan tidak beritahu aku juga?"
"Maaf. Aku lupa. Tapi sekarang aku sudah menarik mereka kembali"
"Kenapa begitu?"
"Tentu saja untuk jaga-jaga. Menurut 'Orang itu', Mereka (Mirai bersaudara) dapat merasakan aura keberadaan seseorang dan dapat mengetahui jika ada orang yang mengawasi mereka. Untungnya mata-mata milik ku tidak dan belum ketahuan tapi jika lebih lama di sana cepat atau lambat pastinya akan ketahuan, Bukan"
"B-Benar juga"
"Dan..Jika ku ambil informasi mengenai 'Mirai Family' dari 2 tahun yang lalu maka yang bisa ku dapatkan adalah mereka suka bergerak dengan cepat. Mereka juga suka menyerang dengan sangat cepat dan sepertinya kekurangan dalam pertahanan. Maka dari itu, Jika boleh aku coba dengan mengirimkan orang-orang ke distrik perbelanjaan dengan jumlah yang banyak dan dalam kurun watu 2 hari setelah kejadian kemarin..Aku ingin tahu pergerakan mereka selanjutnya dan apa yang akan mereka lakukan mengenai ini"
"Begitu ya. Saya paham sekarang, Tuan. Tapi..Apa yang membuat Tuan yakin kalau mereka yang sesuai Tuan perkirakan dan katakan padaku sebelumnya kalau mereka ingin mengambil alih kekuasaan Hell Keeper dari Tuan?"
"Pesan mereka waktu itu yang di sampaikan 'Olehnya' waktu itu yang membuat ku begitu yakin"
"Begitu ya..Dan Tuan.."
"Ya?"
"Apa tidak apa?"
"Apanya?"
"Mereka semua yang Tuan tugaskan"
"Ohh..Lupakan mereka"
"Ya?"
"Mereka tidak penting. Mereka hanya cadangan belaka dan apa yang kau lakukan kepada para cadangan adalah mengirimkan mereka ke misi yang tidak begitu penting atau misi berbahaya bunuh diri seperti sekarang ini"
"Jadi maksud Tuan..Ini adalah misi bunuh diri bagi mereka?"
"Kurang lebih. Mungkin saja akan ada dari mereka yang masuk rumah sakit jika mereka tidak pintar tapi jika mereka pintar..Mereka akan lebih memilih untuk menyerah"
"Kenapa begitu?"
"Jika saja salah satu utusan 'Mirai Family' turun..Mereka para cadangan yang sudah di tipu dengan kata-kata 'Promosi' dan memiliki loyalitas pastinya akan langsung terjun menghadang dan melawan utusan 'Mirai Family' tersebut. Dan seperti yang ku katakan sebelumnya..Itu pun jika mereka bodoh tapi jika mereka pintar maka mereka tidak akan coba-coba untuk mengirim diri mereka ke rumah sakit"
"Jadi..Soal 'Promosi' yang di sampaikan sebelumnya kepada mereka itu Bohong?"
"Tentu. Sudah ku bilang mereka adalah cadangan yang tidak di butuhkan dan hanya akan di gunakan jika terpaksa..Seperti sekarang ini. Aku tidak terlalu memikirkan mengenai mereka dan biarkan mereka menjadi umpan saja"
"B-Begitu..Ya.."
"Dengan begini, Aku bisa mengetahui pergerakan 'Mirai Family' dan pergerakan seperti apa yang akan mereka ambil. Aku juga akan berusaha untuk balas menyerang. Aku akan berusaha mencari tahu pikiran 'Pemimpin' mereka..Si mata satu itu..Juga..Siapa saja orang-orang kuat mereka"
Isamu dari balik kursinya, Dia tersenyum dengan sangat tajam dan merasa kalau ini akan menjadi pertempuran yang sangat menyenangkan untuknya.
Akiyama berbicara sendiri di dalam pikirannya membicarakan mengenai Isamu dan keputusannya.
"Aku tidak pernah ragu dengan segala pilihan dan keputusan Tuan Isamu. Aku sudah terbiasa dengan pilihan dan keputusannya selama ini"
"Tuan Isamu mungkin terkenal sebagai seseorang yang Oportunitis dan lebih mementingkan keuntungan daripada apapun. Tapi..Tuan Isamu, Dia juga seseorang yang suka melawan musuhnya lewat peperangan Psikologis seperti ini"
"Tuan Isamu suka menggali informasi mengenai lawannya dan suka membuat mereka terpojok dengan keputusan mereka sendiri dimana Tuan Isamu akan membalikkan keadaan musuhnya dengan sangat cepat dan jika gagal, Tuan Isamu selalu memiliki banyak rencana lain di sakunya"
"Orang-orang selalu meremehkan Tuan Isamu dan mengatakan kalau Tuan Isamu itu hanya seseorang yang mabuk akan kekuasaan dan uang saja. Namun, Itu semua tidak sepenuhnya benar. Tuan Isamu sangatlah pintar dan cukup berbahaya. Kalian jangan coba-coba meremehkan Tuan Isamu.."
"Keputusan Tuan Isamu ini juga merupakan sebuah Peringatan kepada kalian 'Mirai Family'. Aku harap kau, Si perempuan bermata satu, Tahu apa yang akan dan harus di lakukannya. Selamat bertanding melawan Tuan Isamu"
"Bagi Tuan Isamu, Ini seperti sebuah pertandingan Catur ataupun Shogi. Setiap gerakan sangat krusial jadi..Bersiaplah bermain Catur dan Shogi bersama Tuan Isamu, 'Mirai Family'"
Di tengah-tengah Akiyama yang berbicara dengan dirinya sendiri di dalam pikirannya sendiri, Isamu memanggilnya dan meminta sesuatu padanya.
"Akiyama"
"Ya, Tuan"
"Bawa masuk 'Orang itu' kemari. Saatnya memberikan tugas yang sangat dan paling penting untuknya. Dia akan menjadi 'Tombak' dalam operasi rahasia ini"
"Dimengerti Tuan"
Akiyama langsung bergegas menuju ke arah pintu ruangan Isamu dan memanggil seseorang yang sudah dari tadi menunggu di luar ruangan.
'Orang itu' langsung masuk kedalam ruangan di saat Akiyama memanggilnya dan mengizinkannya untuk masuk kedalam ruangan.
'Orang itu' berdiri dengan tegak dengan kedua tangannya berada di depan rendah dan kepalanya sedikit menunduk.
"Hooo..Kau sedikit berbeda dari terakhir aku melihat mu. Padahal baru kemarin. Bagus lah. Kalau begitu, Aku akan memberikan tugas untuk mu dan tolong di ingat-"
Isamu membalikkan kursinya menghadap kedepan dan melihat ke arah 'Orang itu' lalu berkata-
"Jangan sampai mengacaukannya!"
Sementara itu...
Di rumah keluarga Mirai, Pukul 09:00 pagi, Di kamar Alisia.
"APA?!"
Suara teriakan yang keras keluar dari mulut Alisia yang terkejut.
"Apa benar begitu, Monika?"
Alisia kini sedang dalamm panggilan telpon bersama Monika. Monika menghubungi Alisia setelah mendapatkan informasi yang sangat penting.
"Ya. Menurut informan ku, Isamu baru saja menurunkan dan menempatkan banyak sekali anak buahnya ke Distrik perbelanjaan"
"Serius?! Berapa banyak?"
"Entahlah. Menurut informan ku, Mereka sudah berada di Distrik perbelanjaan sejak jam 7 pagi"
"Aku tidak pernah menyangka hal ini akan cepat terjadi. Sepertinya pendapat kita mengenai Isamu orang yang pemalu salah. Dia orang yang sangat berani. Tidak peduli kejadian yang menimpanya, Dia akan bergerak dengan cepat untuk bertahan..Atau menyerang"
"Apa yang menurut mu Isamu pikirkan?"
Alisia terdiam sejenak lalu membalas-
"Entahlah. Aku masih belum tahu..Lebih tepatnya belum mendapatkan informasi yang pas mengenai Isamu. Tidak ku sangka dia begitu berani. Aku yakin anak buahnya akan menjadi sasaran serang oleh orang-orang di sekitar Distrik perbelanjaan"
"Serangan ledekan maksud mu"
"Kurang lebih. Maksud ku, Isamu baru saja kalah telak atau mungkin anak buahnya itu baru saja kalah telak 2 hari yang lalu, Bukan"
"Ya, Kau benar"
"Dan ku pikir dia tidak terlalu mementingkan kekalahan itu dimana dia langsung menurunkan anak buahnya kembali untuk mengurus distrik perbelanjaan. Aku tidak tahu apa dia takut kehilangan keuntungan atau memang sifatnya yang Oportunitis keluar atau dia hanya ingin-"
Sekejap, Di saat Alisia mengatakan hal itu, Alisia langsung mendapat sambaran pikiran dan asumsi yang lewat begitu saja ke kepalanya seperti di sambar oleh sebuah petir.
Monika yang bingung dengan kenapa Alisia terdiam begitu saja berusaha untuk menyadarkannya kembali dan bertanya apa yang telah terjadi pada Alisia.
"Riz? Oy, Kau kenapa?"
Setelah terdiam beberapa saat dan mendengar panggilan dari Monika, Alisia kembali berbicara.
"Monika..Sepertinya kita memang harus bergerak dengan cepat"
"Kenapa?"
"Sepertinya...Isamu sedang memancing kita"
"Maksud mu...Memancing kita? Kalau benar begitu, Lebih baik kita 'Bertahan' saja-"
"Tidak. Kita juga akan ikut 'Menyerang'"
"S-Serius?! Kenapa?"
"Yang mendapat Infromasi lebih banyak dan lebih cepat lah yang menang. Kita sudah memasuki Perang Informasi sekarang. Pengendali Informasi itu bisa mengendalikan pertarungan"
"Tapi..Jika kita menyerang..Bukannya akan sedikit berbahaya juga? Untuk sekarang, Kita gunakan Informasi seadanya saja mengenai Isamu"
"Informasi yang salah itu lebih seram daripada tidak tahu apa-apa"
"Benar juga, Belum tentu informasi yang kita dapatkan mengenai Isamu itu benar. Jadi maksud mu..Kita sekarang ketinggalan satu poin dari Isamu"
"Kurang lebih begitu. Bisa kita katakan kalau Isamu sekarang memimpin di depan kita dengan beberapa informasi mengenai kita. Dia berhasil mendapatkan informasi mengenai kita lewat kejadian 2 hari yang lalu dan sedikit informasi mengenai kita dari 2 tahun yang lalu walaupun aku yakin informasi 2 tahun yang lalu tidak begitu berguna untuknya dan pastinya sangat sedikit-"
"...Sedangkan kita sekarang ini tidak tahu apa-apa mengenai Isamu. Tidak ada informasi dan clue sedikit pun mengenai dirinya dan kelompoknya juga anggota-anggotanya. Isamu sudah mengetahui mengenai Diriku, Kakak dan Gold. Dia sudah tahu seberapa kuatnya Kakak dan Gold tapi kita belum tahu seperti apa orang-orangnya"
"Begitu ya. Benar juga"
"Kita tidak tahu siapa Tangan kanannya, Informannya, Pesuruhnya, Bahkan petarung terkuatnya sekaligus Senjata rahasianya, Siapa orang keterpercayaan nomer satunya, dan siapa saja orang-orangnya itulah yang paling penting dimana tidak kita ketahui. Jika di nilai dari kekerasan atau gaya penampilan saja itu masih belum cukup karena siapa tahu saja anggota Isamu ada yang memiliki otak tidak seperti yang kita temui selama ini"
"Kau ada benarnya juga..Tapi-"
Monika tersenyum saat mengetahui kalau ini juga sudah seperti yang mereka rencanakan sebelumnya.
"..Kau tahu, Bukan~ Ini justru juga mempermudah kita dan mempercepat rencana kita, Bukan begitu~ Apa sudah saatnya menjalankan 'Operasi' itu?"
"Ya~ Sudah saatnya~ Isamu..Kau mungkin cepat tapi kita tidak akan kalah cepat juga. Monika"
���Ya~"
Alisia dan Monika tersenyum dengan tajam dari balik panggilan telpon.
"Saatnya menjalankan Operasi pertama, Laksanakan Operasi 'First Step'"
"Siap laksanakan, Boss Besar~"
Monika langsung menutup telponnya.
Alisia terdiam namun wajahnya terlihat senang dan tersenyum. Dia menaruh ponselnya di atas meja di kamarnya. Dia kemudian menuju jendela kamarnya dan berpikir di sana.
"Aku tidak pernah menyangka kalau kau akan bergerak dengan sangat cepat, Isamu. Tapi aku juga tidak akan tinggal diam. Akan ku makan umpan mu itu dan akan ku serang balik"
"Jika kau juga menyerang balik dan mempersiapkan rencana lain yang sudah kau siapkan di dalam saku mu, Maka aku juga akan mengeluarkan apa yang sudah ku siapkan dari dalam saku ku"
"Kita mungkin sedang dalam kondisi kalah 1 poin di sini, Tapi cepat atau lambat kami akan membalikkan keadaan"
"Kau mungkin boleh menang dalam jumlah orang dan informasi sekarang, Tapi jika soal Kekuatan..Justru kami lah yang menang��
"Aku tidak tahu seberapa banyak informasi yang kau dapatkan mengenai kami, Tapi..Aku harap kau bersiap-siap dengan serangan kejutan"
"Jika kau ingin bermain Catur dengan ku, Maka permainan Catur lah yang akan kau dapatkan"
"Kau memulai pergerakan mu dengan Pion mu, Maka aku memulai pergerakan ku dengan yang paling kuat"
"Jika kau sudah menyiapkan sebuah 'Tombak' untuk berjaga-jaga atau bergerak secara rahasia..Maka aku akan langsung menurunkan 'Tombak' ku juga..Secara langsung"
Alisia membuka jendela kamarnya lebar-lebar membiarkan Angin dan sinar mentari masuk kedalam kamarnya. Angin-angin yang masuk berhembus dengan sangat kencang membuat rambut Alisia tersapu dengan sangat kencang oleh angin sekaligus membuat rambutnya berkibar.
Alisia kemudian menarik nafas dan tersenyum lalu mengatakan hal berikut dengan sangat jelas-
"Deploy Gold!"