Ucapan Diego langsung membuat Odie terdiam. Air mata bahagia pun membanjiri wajahnya. Diego mengusap air mata itu, dan mengecup bibir sang isteri dengan lembut, menyakinkanya bahwa semuanya adalah nyata. Rasa cintanya adalah sebuah kenyataan. Diego melepas pangutannya saat menyadari ada yang datang ke kamar Odie.
Benar saja, nyonya Stevany datang memasuki kamar rawat Odie. Ia berteriak histeris melihat sang menantu sudah sadar
"Odie ... Sayang kau sudah sadar? Ibu merindukanmu, Sayang," nyonya Stevany memeluk menantunya begitu erat. Air matanya juga membanjiri wajah yang sudah tak muda lagi.
"Ibu ... jangan menangis,"Odie melepaskan pelukan ibu mertuanya. Ia lalu menghapus jejak air mata nyonya Stevany
"Maaf, Bu!" ucap odie yang sedih.
"Untuk apa?" tanya nyonya Stevany kebingungan.
"Untuk kegagalanku menjaga cucumu." lirih Odie yang sedikit menahan kesediannya