Diego mulai mendekati wanita itu, dia yang sudah dikuasai oleh pengaruh obat perangsang, yang di campurkan ke dalam minumanya itu. Tak sanggup lagi menahanya. Apalagi seorang wanita tanpa busana terbaring di ranjangnya, seakan memanggilnya untuk mendekat dan menikmatinya.
Dengan perlahan Diego duduk di samping ranjang. Ia mulai mengusap puncak kepala wanita itu, ia lalu mulai mengecup lembut bibir ranumnya. Odie membuka matanya saat merasakan ada benda kenyal menyentuh bibirnya, ia yang sudah menahan rasa panas di tubuhnya sedari tadi, tak kuasa menahannya lagi. Rasa panas itu pun semakin bertambah dengan kecupan itu, Odie menyambut dengan hangat kecupan yang di berikan Diego. Obat perangsang memang sudah menguasai mereka, tak ada cara lain selain menuntaskan gairah mereka, untuk menghilangkan pengaruh obat itu.
Diego makin bersemangat saat wanita itu menyambut ciumannya, tangannya mulai menyusuri dua bukit kembar yang menjulang menampakan keindahannya. Ia terus bermain-main dengan di dada Odie, membuat wanita itu terus merintih penuh kenikmatan. Diego melepas pangutannya dan mulai menyusuri setiap lekuk tubuh Padie dengan bibirnya, Odie terus mendesah tak karuan karena kenakalan Diego yang kini mulai menghisap inti dari kedua gunung kembar Odie. Ia seperti bayi yang dengan rakus. Sedang tangannya mulai membelai lembut bagian sensitif Odie.
Suasana pun bertambah panas saat Diego mulai memasukan jarinya ke dalam milik Odie. Desahan Odie semakin menjadi, ini adalah pengalaman pertamnya yang sangat luar biasa. Kenikmatan yang tak bisa di ungkapkan dengan kata-kata. Diego mengarahkan bibirnya ke lembah terlarang Odie. Dilihatnya bagian itu tanpa kedip, dengan lembut ia mulai memainkan lidahnya di sana untuk memanjakan Odie yang terus mendesah. Setelah puas ia mengelua pedang pusakanya yang sudah siap bertempur. Odie seakan meminta Diego agar cepat menyelesaikannya karena ia sudah tak sanggup lagi menahannya. Tetapi Diego belum ingin mengakhiri permainannya, ia terus menggoda Odie yang sudah tak berdaya. Ia hanya menggesekan pedangnya di depan mikik Odie, membuat wanita itu berteriak penuh kekecewaan. Odie bangkit dan balik menyerang Diego. Kini ia mulai melumat pedang Diego dengan penuh nafsu, membuat si empunya mendesah kenikmatan. Permainan Odie di pedangnya membuat gairah Diego semakin memuncak. Ia membaringkan Odie dan mulai mengarahkan pedngnya untuk memasuki surga dunianya. Perlahan tapi pasti, Diego membobol gerbang pertahanan Odie yang masih di segel.
Diego terkejut saat ia kesusahan memasuki milik Odie, sempit itu yang ia rasakan. Dan ini adalah pengalamannya yang pertama bermain dengan seorang gadis yang masih virgin. Diego sedikit menambah tenaga untuk mendorong pedannya agar bisa masuk ke milik Odie. Dan ... kenikmatan yang luar biasa di rasakan keduanya saat pedng Diego masuk dengan sempurna. Diego menggerakan miliknya dengan tempo yang sedang, menikmati setiap detik menggoyang Odie yang terus mendesah.
Odie menjerit saat mencapai pelesannya, dan di susul Diego yang menyemburkan benihnya di rahim Odie. Ia ambruk di samping Odie, ia tak snggup lagi melakukannya. Baru kali ini ia merasa puas hanya bermain satu kali. Ia menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka yang neked. Di peluknya tubuh Odie yang sudah tak berdaya.
Mata mereka seakan buta, tak bisa mengenali satu sama lain, mereka hanya mengikuti apa yang sedang di rasakan. Kini nafsu telah menumpulkan logika mereka. Sesuatu yang tak di inginkan pun terjadi. Sebuah Dosa terbesar mereka lakukan. Malam ini menjadi saksi bersatunya mereka. Dan semua kisah pun akan di mulai dari Dosa ini.
Hanya Tuhan lah yang tahu apa yang tertulis untuk Diego dan Odie. Dan tidak ada yang bisa menebak akan seperti apa kisah mereka, yang pasti semua akan berlanjut mulai malam ini. Sebuah Dosa akan mengantarkan Odie menuju hidup barunya. Hidup yang tak pernah ia bayangkan sebelumya.
♡♡♡♡
Malam yang penuh dengan aksi petualang Diego pun berlalu. Kini pagi menyambut mereka yang masih berada di dalam selimut. Sinar mentari yang mulai menyusup masuk melalui jendela, angin pun mulai mengusik tidur mereka. Namun tak membuat mereka membuka mata.
BRAKK!
Tiba-tiba mereka di kagetkan suara yang datang dari arah pintu, yang memaksa masuk. Segerombolan media masa mencoba masuk dengan bantuan anak buah Antony. Yang membuat Diego maupun Odie terpaksa membuka matanya.
"Wah ... Tuan Diego, apa yang anda lakukan?" tanya salah satu dari mereka.
Diego yang panik melihat segerombolan media masa yang sudah berada di kamarnya segera menarik selimut untuk menutupi tubuh polos mereka. Ia pun menarik Odie ke dalam pelukanya, agar wajahnya tak terlihat oleh mereka. Sedang Odie sendiri sangat bingung karena ia berada bersama sang bos dalam kamar dan dalam keadaan tanpa sehelai benang pun menutupi tubuh mereka.
Pikiranya sudah kesana kemari, di tambah kedatangan media yang masuk ke kamar mereka, ia hanya pasrah dengan keadaan ini. Ia membenamkan wajahnya di dada bidang sang bos. Mencoba mengingat semua yang terjadi semalam. Namun Odie hanya mengingat saat seorang pelayan yang mendatanginya dan memberi ia minuman. Setelah meminumnya ia tak mengingat lagi apa yang terjadi, hingga ia berahir di kamar bersama Diego.
"Apa-apaan ini! kenapa bisa kalian masuk tanpa izin ke kamar ku!"bentak Diego pada para media masa.
"Tuan, bisa Anda jelaskan pada kami. Kenapa Anda tega menodai gadis lugu itu? kenapa Anda tidak menyewa para wanita malam saja seperti biasanya? Apa Anda tidak kasihan terhadap gadis itu?" para media bertubi-tubi memberikan pertanyaan pada Diego. Yang membuat Diego marah.
"Apa! kalian gila ya!" bentak Diego lagi.
"Tuan, kami mendapat kabar jika Anda telah menodai seorang gadis lugu. Anda memaksanya untuk menemani menghabiskan malam, bersama," ucap mereka panjang lebar.
Diego hanya berkerut kening, ia sendiri bingung dengan keadaan ini. Ia hanya berpikir bagaimana membuat para media masa itu pergi dari kamarnya. Akhirnya Diego pun menemukan ide untuk mengusir mereka.
"Kalian tak salah mendengar kabar!" tanya Diego.
"Apa maksud Anda Tuan?" jawab mereka bingung.
"Makanya, jangan asal menerima kabar. Apa kalian tahu, kalian sudah merusak pagi ku, bersama calon istriku," ucap Diego yang langsung membuat para media masa tercengang.
"Apa! Anda tak membohongi kami kan Tuan?" tanya mereka lagi, memastikan kebenaran atas perkataan Diego.
"Mana mungkin aku mebohongi kalian, lihatlah kekasihku ini, dia tak menangis kan? jika ia aku paksa, pasti dia kan menangis. Tapi lihatlah, ia hanya malu kepada kalian, iya kan sayang?" jelas Diego, sambil mengecup puncak kepala Odie. Odie pun hanya mengikuti permainan bosnya itu. Ia menganggukan kepalanya saat Diego bertanya padanya.
Para media lebih tercengang saat melihat Odie menganggukan kepalanya. Mereka merasa bersalah karena mengganggu pagi sepasang kekasih.
"Kalau begitu maafkan kami Tuan, kami mengaku salah karena tidak mengecek lagi tetang kebenaran berita itu. Kami permisi Tuan, sekali lagi maafkan kami?" Mereka pun meminta maaf, dan pergi meninggalkan kamar itu.
Diego pun melepas pelukanya pada wanita itu. Ia pun berusaha melihat siapa wanita yang ada di sampingnya itu. Ia menyibak rambut panjang wanita itu untuk melihat wajahnya. Alangkah terkejutnya Diego saat melihat siapa wanita itu.
"Odie!" ucapnya seakan tak percaya.
"Kau ... benar kau Odie?" Diego bertanya lagi memastikan, jika wanita yang ada di depanya adalah Odie, Bodyguard nya.
Tak ada jawaban dari bibir Odie, ia juga masih tak percaya dengan keadaan ini. Dia juga sangat bingung kenapa ia bisa berada satu kamar dengan sang bos? bahkan dalam kedaan seperti itu. Sementara Diego masih sangat shock, melihat siapa pemilik lembah surga dunia, yang semalam ia jelajahi.
"Odie, katakan pada ku, kenapa semua ini bisa teradi?" tanya Diego.
"Maaf Sir, saya juga tak tahu. Yang saya ingat, semalam ada pelayan yang memberi ku minuman. Dan setelah itu, saya tak mengingat apa pun," jawab Odie dengan menundukan wajahnya.
"Sial! kita di jebak!" ucap Diego penuh amarah.
"Apa maksud Anda Sir?" tanya Odie penasaran.
"Kita di jebak, karena yang aku alami, juga sama denganmu."
Saat Diego dan Odie masih berpikir keras tentang siapa dalang di balik semua ini, tiba-tiba, pintu kamar mereka di buka paksa oleh seseorang.
"Ibu!" ucap Diego saat melihat wajah wanita yang masuk tanpa permisi ke kamarnya.
PLAK!
"Dasar, anak bodoh! kenapa kau melakukan kebodohan ini hah!" teriak Nyonya Stevany, setelah menampar Diego.
"Apa maksudmu, Bu?" jawab Diego sambil memegangi pipinya yang panas, karena terkena tamparan Ibunya.
"Masih bisa bertanya kau!, di mana Bodyguard mu? Aku selalu menyuruhnya menjaga agar kau tak melakukan kebodohan ini lagi. Kemana dia? apa kau menyingkirkanya!" tanya Nyonya Stevany bertubi-tubi.
"Ibu, dia ... dia, ada di sini," jawab Diego lirih sambil menunjuk wanita di sampingnya.
"Apa! jadi, kau ... kau melakukan itu denganya?" tanya Nyonya Stevany sambil mendekat, untuk memastikan benar tidaknya, wanita di samping putranya adalah Odie, sang Bodyguard yang ia pilih untuk mengawal Diego. Senyum Nyonya Stevany pun mengembang di wajahnya, saat melihat siapa wanita yang semalam menemani putranya itu. Kekhawatirannya berubah menjadi kebahagiaan.
BERSAMBUNG....