Diego masih mengumpat dalam hati, kenapa ibunya memilih wanita seperti dia menjadi Bodyguard nya. Apa lagi sebagai anak buah, ia tak mau menuruti semua yang Diego katakan.
♡♡♡♡
Jam kantor pun selesai, Diego yang masih diikuti Bodyguard barunya meninggalkan Jouller Enterprise. Diego termenung, dalam diamnya ia berpikir bagaimana cara membuat Bodyguard barunya itu mengundurkan diri.
"Anda mau kemana, Sir?" tanya Odie saat menyadari arah yang mereka tuju bukanlah kediaman Jouller.
"Terserah aku, kau bisa pergi kalau tak suka," jawab Diego santai, sambil memainkan ponselnya.
"Tapi Sir, Nyonya sudah memberi perintah padaku, agar mengikuti anda. Jadi aku akan ikut kemanapun anda pergi. Karena itu adalah pekerjaanku," terang Odie pada Bosnya.
Diego makin geram, mendengar jawaban Odie. Dia memutuskan pergi ke sebuah restaurant, untuk mengisi perutnya. Selesai makan Diego langsung memerintahkan sang supir untuk mengantarkanya ke klub.
Odie sangat paham ke mana arah tempat yang di tuju Bosnya pun mulai geram. Ia teringat akan pesan Nyonya besar Jouller, agar Odie harus berusaha menghentikan kebiasaan buruk putranya.
Mobil pun berhenti di depan sebuah klub malam, Diego yang tak menghiraukan keberadaan Odie, langsung melenggang masuk. Odie yang melihat Bosnya masuk pun segera mengikutinya.
Mata Odie mulai mencari Bosnya di dalam kerumunan manusia yang sedang asyik menikmati dentuman musik, sambil meliuk-liukan tubuh mereka mengikuti irama musik. Odie memang sudah tak asing melihat pemandangan ini, karena ia sudah sering melihatnya saat bekerja sebagai Bodyguard di tempat lain.
Dengan susah payah Odie dapat menemukan sang Bos yang berada dengan wanita di salah satu kamar. Diego dengan asik mencumbu wanita yang terbaring di ranjang. Tangan nakalnya sudah berkeliaran di tubuh wanita itu, menjelajahi setiap tempat kesukaannya. Desahan wanita itu mulai keluar dari bibirnya, membuat gairah Diego semakin memuncak. Dalam seketika gaun yang di kenakan wanita itu sudah terlepas begitu saja. Dengan buas Diego melahap santapan yang ada di hadapannya.
"Ehem ... ," suara deheman Odie membuat Diego menghentikan aktifitasnya.
Diego hanya tersenyum melihat Bodyguard barunya datang. Ia juga sengaja membuat Odie risih, dengan mencumbu wanita itu di depan Odie.
Namun Bukan Odie namanya jika harus menyerah akan keadaan. Dengan santai Odie mendatangi Diego yang sedang asyik dengan mainanya. Tanpa aba-aba Odie langsung menarik tubuh bosnya dari atas wanita itu.
"Odie! apa-apanan ini!" hardik Diego pada Odie.
"Anda tak lupa dengan tugasku kan Sir," jawab Odie santai.
"Apa! Ibu juga melarangku ke mari!" ucap Diego penuh amarah.
"Yes, Sir," jawab Odie singkat.
"Aku ingin bersenang-senang, jadi kau tunggulah di luar?" Perintah Diego.
Lagi-lagi Odie tak mendengarkan perintah Diego, yang membuat Bosnya itu naik pitam. Namun sebelum Bosnya marah Odie lebih dulu menarik lengan Diego, dan memakaikan jaket yang ada di tangannya. Dia langsung membawa bosnya ke luar klub dan masuk ke dalam mobil. Dalam hati Odie sedang tertawa terbahak-bahak, mengingat ia sudah membuat sang Bos besar malu.
"Sial! Kau dan Ibu sama saja! Tak mengerti apa yang aku butuhkan!" Diego terus berteriak, tetapi tak di dengarkan oleh Odie.
"Pantas saja Ibu memilihkan Bodyguard wanita, ternyata mereka lebih tangguh dari pada lelaki. Selain melindungi sang Bos mereka juga bertugas mengatur apa saja yang baik dan tidal baik di lakukan Bos mereka," ucap Diego dalam hati.
♡♡♡♡
Meski tahu peraturan yang di buat Ibunya, Diego tetap mencoba mencari cara agar bisa menikmati surga dunia uang ia rindukan. Malam ini Odie sudah mengecek semua keadaan mansion. Setelah di rasa aman, Odie beristirahat di kamarnya. Sementara Diego mulai turun dari ranjangnya,ia berjalan mengendap, memastikan keadaan rumah sepi.
Diego masih mengendap sampai di depan mansion nya. Supir yang ia perintahkan sudah siap dengan mobilnya. Diego segera masuk ke dalam mobil, tanpa perintah lagi supir pun melajukan kendaraanya.
Akhirnya mobil pun sampai di sebuah klub malam, tempat yang sangat di rindukan Diego. Aroma minuman khas klub malam dan para wanita seksi yang sudah menanti sang pangeran itu. Dengan langkah penuh semangat Diego memasuki surga dunianya, yang selama beberapa bulan ini, ia tinggalkan demi sang Ibu.
"Hai ... sayang, kenapa kau lama sekali tak mengunjungi kami. Apa kau tak merindukan kami?" ucap seorang wanita yang bergelanyut manja di lengan Diego.
"Maf sayang, aku sibuk. Tentu aku sangat merindukan kalian," jawab Diego sambil melangkah ke sebuah meja.
Diego seakan melupakan semua aturan sang Ibu, ia meluapkan semua rasa rindunya pada tempat itu. Ia menikmati minuman, sampai ia mabuk. Tanpa ia sadari di pojok ruangan itu ada sepasang mata yang sedang mengawasinya.
Leon Aditama.
Dia adalah rekan bisnis Diego, yang diam-diam juga mengincar kekuasaan Diego. Berbagai cara pun sudah ia lakukan untuk menyingkirkan Diego. Namun Tuhan berkehendak lain, Diego selalu bisa lolos dari semua rencananya.
Malam ini ia tak sengaja bertemu Diego di sebuah klub malam, awalnya ia tak mau mengganggu Diego, karena ia tahu ketangguhan Bodyguard Diego. Namun ia berubah pikiran saat mengetahui Diego datang sendiri. Dengan cepat ia menghubungi anak buahnya untuk bersiap melancarkan rencana yang ia buat mendadak.
Diego yang sudah mabuk dengan di temani seorang wanita, tiba di sebuah hotel. Ia pun segera masuk ke kamar yang sudah ia pesan. Malam ini Diego ingin meluapkan rasa rindunya pada wanita malamnya.
Ia bahkan tak menyadari jika wanita yang ada di sampingnya adalah orang yang sudah di perintahkan Leon. Sesampainya di kamar wanita itu pun mengikat Diego di sebuah kursi.
"Siapa kau! beraninya kau mengikatku!" Hardik Diego menyadari perbuatan wanita yang menemaninya.
"Maaf Tuan, saya hanya menjalankan tugas," jawab wanita itu, sambil melenggang meninggalkan Diego sendirian di kamar itu. Supir Diego yang merasa ada kejanggalan pun langsung menghubungi Odie.
Mansion.
Suara ponsel berdering dengan keras, membangunkan si pemiliknya, "Hallo," jawab Odie dengan mata terpejam.
"Hallo, Nona Odie ini saya, supir Tuan Diego," ucapnya dengan suara, seperi orang yang sedang ketakutan.
"Ada apa, kau menghubungi ku semalam ini?" tanya Odie masih memejamkan matanya.
"Nona ... Tuan,"ucap supir itu terbata.
"Ada apa? apa yang terjadi pada Tuan? bukankah ia sedang tidur?" jawab Odie kaget, dan langsung membuka matanya.
"Tidak, Nona, Tuan pergi ke klub. Tapi tadi saya lihat ia di bawa seorang wanita menuju hotel. Dan saya mendengar seorang lelaki berbicara akan menghabisi Tuan, cepatlah ke mari Nona," terang supir, penuh kecemasan.
"Baik, kirimkan alamatnya, aku akan segera ke sana," ucap Odie yang langsung bangkit dari ranjangnya.
Ia juga tak menghiraukan penampilanya, ia hanya mengambil beberapa senjata, yang akan di gunakan untuk melindungi sang Bos. Odie langsung menaiki sebuah motor sport yang ada di mansion. Dengan kecepatan tinggi ia langsung menuju tempat di mana Bosnya berada.
Hotel.
Diego terus berusaha melepaskan ikatan di tanganya. Tiba-tiba munculah seseorang dari balik pintu. Namun orang itu menutup wajahnya dengan topeng, sehingga Diego tak bisa mengenalinya.
Bersambung.....