--------------------------------
Dua hari setelahnya ….
Bisa dikatakan, sampai saat ini, terus saja Bruno merasa uring-uringan sendiri karena melihat sikap perubahan Gulises-nya yang lebih banyak ingin menghabiskan waktunya sendiri. Sampai detik ini juga, kejelasan apapun mengenai hal yang telah terjadi dua hari yang lalu, belum juga terjawab. Bahkan, Jasper yang juga dikiranya bisa langsung menyelesaikannya pun juga tak memberikan kabar apapun.
Apa sebenarnya yang terjadi diantara keduanya ini? kenapa mereka Jasper dan Gulises-nya seakan berubah ketika Bruno bisa merasakannya?
Karena tidak ingin hal ini terus dipertanyakan langsung tanpa ada jawaban apapun, pada akhirnya, Bruno memutuskan untuk menemui Jasper sesegera mungkin. Ya. Bahkan, jika memang bisa dilakukannya sekarang, bukankah itu akan lebih baik?
"Halo, Jas. Kau di mana?"
"Bisa bertemu denganmu sekarang juga?"
"Tidak-tidak. Aku hanya ingin membicarakan sesuatu yang penting kepadamu."
"Kau sibuk?"
"Baiklah. Kutemui kau di kafe kecil, sudut kota yang biasa kita datangi di sana."
"…."
Dan tidak berapa setelahnya, panggilan itu pun tertutup.
Karena keberadaannya saat ini masih di ruang kerjanya, keluar dari tempat itu dia kembali diperlihatkan Charlotte sedang mengarahkan penuh pandangannya kepada televisi yang ditontonnya. Melihat wanita itu tetap bersikap tenang sampai saat ini, tentu bukanlah hal yang aneh jika dilihat-lihat. Tapi, perbedaan yang dia temukan hanya sikapnya yang lebih diam dari biasanya. Itulah yang sudah sejak tadi Bruno perhatikan.
Lalu, dengan langkahnya itu juga, berpikir untuk bisa duduk sebentar saja di samping wanita itu. Namun, ada saja besitan pikiran lainnya yang juga menghadrik dirinya hingga langkah itu pun terhenti tepat dibelakang sofa yang wanita itu duduki.
'Siapa sebenarnya dirimu, mam?' tanyanya di hati.
Pertanyaan kecil itu akhirnya kembali kepada dirinya. Ingatan akan pekerjaannya tentang kasus ini juga masih belum terpecahkan, walau sudah dibantu dengan peristiwa besar yang terjadi melalui ayah dari Jasper.
Mungkin kepalanya bisa saja hampir ingin terasa meledak ketika hal demi hal masuk di kepalanya tanpa terpecahkan. Namun, bukankah tidak mudah juga harus berhenti sampai di sini saja?
'Jika aku bertanya kepadamu tentang hal itu …, apa kau akan menjelaskannya juga kepadaku, mam?' gumamnya kembali, yang hanya dia selipkan di hatinya saja.
"Gulises," panggil pria itu, dan Charlotte pun menoleh kepadanya.
"Hm?"
"Aku harus keluar sebentar. Kau mau ikut?"
Tapi, wanita itu hanya menggelengkan kecil wajahnya, dengan lengkungan senyuman yang juga dia berikan.
Memang tidak lama dirinya menoleh ke arah Bruno seperti itu, sebelum menatap kembali layar televisi. Karena itu, karena Bruno memang sudah tidak sanggup untuk melihatnya diam seperti ini, dia pun hanya kembali mendekatinya, dan mengecup puncak kepala wanita itu dalam bisikan yang juga kali ini dia sematkan.
"Aku akan secepatnya kembali."
Tapi, wanita itu hanya tertunduk kecil saja mendengar ucapan itu.