Sia menerima uluran tangan itu, dia tidak ingin di anggap sombong oleh Karma.
"Sia Cristalye."
Karma tersenyum, "Apa kamu tidak pernah di ajari untuk menyembunyikan bau feromon mu? kelihatanya kamu makhluk yang special ya" ucap Karma tersenyum.
"Apa maksudmu, apa itu bau Feromon?" tanya Sia tidak mengerti. Karma mendekat ke arah Sia, "Baumu manis sekali" ucap karma yang kala itu berniat ingin mengigit Sia. Namun, dengan cepat Rani mencegah itu dengan mendorong Sia menjauh.
"Kenapa kamu ingin memakan Sia?!" teriak Rani pada Karma. "Aku tidak memakanya, aku hanya ingin menandainya" ucap Karma tersenyum jahat. Melihat itu Rani segera menarik Sia menjauh dari Karma.
"Dia serigala Alpha, itu berarti dia kuat" ucap Rani yang sebenarnyaengetahui itu karena membaca artikel. "Kamu tahu banyak tentang mereka, apa jangan-jangan kamu serigala!" ucap Sia menduga. "Tidak!, cuman... neneku dia Omega serigala, aku pun tahu itu dari ayahku, dan itu belum jelas adanya" ucap Rani menjelaskan, Sia takut, tapi dia berusaha untuk percaya pada temanya itu.
BEL MASUK
Sia kembali memasuki kelasnya dengan perasaan takut-takutan, kenyataan bahwa para siswa-siswi di sekolah ini masih mengiyang-ngiyang di kepala Sia. Namun, yang lebih ia takutkan adalah laki-laki do sampingnya yang kini seakan menatapnya dari balik rambutnya yang menuntup mata itu.
"Bau Feromon mu sangat kuat, apa kamu sedang Heat?" tanya laki-laki itu tanpa menoleh ke arah Sia. "Bau Feromon?" ucap Dia tidak mengerti.
"Iya kenapa? Apa jangan-jangan kamu bukan kaum serigala?" ucap pria itu menduga-duga. "Ah tidak aku... " ucap Sia ragu, dia tidak bisa berbohong dengan kalimat yang sebarangan, apalagi dia sama sekali tidak mengetahui tentang dunia serigala. Bisa-bisa dia akan terkena bahaya karena mulutnya sendiri.
"Tidak apa-apa, aku ini Omega, dan aku tidak akan mencari pasangan wanita. Aku sudah di takdirkan oleh Moon goddess untuk memiliki Mate seorang laki-laki." tutur pria itu yang membuat Sia terkejut, Apa itu Moon goddess?
"Lalu siapa Matemu?" tanya Sia yang membuat pria itu menatapnya lekat. "Aku belum tahu, kita akan tahu ketika Mateku sudah mencapai usia 18 tahun, dengan begitu barulah Ax ku bisa mengenali bau Feromonya" ucap pria itu menjelaskan.
"Jadi, benar kamu bukan kaum serigala?" tanyanya lagi pada Sia. Sia mengangguk, "Begitu ya, tapi kenapa kamu mempunyai bau Feromon yang kuat dan sangat manis ini? apa mungkin dari keluargamu ada yang termasuk bangsa serigala? baumu ini sudah hampir menyamai Luna, kalau terus seperti ini, kamu akan berada dalam bahaya serigala lainya" ucap pria itu menjelaskan.
"Tidak!... aku tidak tahu, aku tidak pernah bertemu orang tuaku" ucap Sia sedih. "Berapa umurmu sekarang?" tanya Pria itu pada Sia, "17 tahun" jawabnya
"Tunggu sampai umurmu 18 tahun, maka kita akan tahu siapa kamu sebenarnya" ucap pria itu kembali menenggelamkan kepalanya di lipatan tanganya.
"Tunggu, siapa namamu?" tanya Sia yang menyadari dia belum mendengar siapa nama laki-laki di sampingnya itu. "Effiel Gardoes" ucapnya singkat.
PULANG SEKOLAH
"Jadi Sia, kamu dapat kamar di mana?" tanya Rani setelah mereka mendapatkan kunci mereka masing-masing dan keluar dari wilayah sekolah ke gedung lainya.
"Entahlah, sepertinya kamar yang akan aku tempati akan aneh, karena kulihat gedung yang akan menjadi asramaku sangat sepi, bahkan seperti tidak ada orang satupun" ucap Sia menatap kunci di tanganya yang tercetak '.AS.07.' dengan hiasan emas murni di sekitarnya.
"Kamu benar, kunciku biasa biasa saja, tapi aku tidak mengerti dengan kelas dan asramamu, mengapa mereka menempatkanmu di sana." Rani mulai berpikir. Sebenarnya Sia ingin bertanya pada Rani tentang dunia serigala, apalagi setelah perkataan Effiel yang menduga bahwa keluarganya adalah bangsa serigala dengan bau Feromon yang kuat.
Namun, entah kenapa Sia seperti tidak bisa mengungkapkan itu.
Sia ke kamar di asramanya, benar saja, kamar itu sangat luas dan aneh. Apalagi di sana terdapat nuansa bangsawan yang pekat, mulai dari lampu-lampunya, kursinya, kamarnya bahkan dinding-dinding dan dekorasinya, seluruhnya seperti tempat tinggal kerajaan yang sunyi.
Sia mendapati beberapa orang dari kelasnya juga yang tidak ia kenal di dalam asrama itu,asrama itu cukup luas, bahkan bisa di bilang sangat luas. Asrama itu juga terbagi dalam 5 lantai, cukup tinggi memang, tapi begitulah keadaanya.
Lantai pertama adalah ruang utama yang berisi ruang tamu, kantin, dan tempat untuk mengobrol dan mencari informasi dari meja informasi yang terletak di lantai satu itu, lantai kedua untuk kamar dengan nomor 26-38, lantai ketiga untuk kamar nomor 16-25, lantai keempat untuk kamar 8-15, Lantai kelima untuk kamar special bernomor 01-07.
Sia bertanya pada meja informasi tentang keberadaan kamarnya. Mendengar pertanyaan Sia membuat orang-orang di lantai satu itu seluruhnya menatap Sia.
"Keluarga bangsawan? nona pasti Alpha yang kuat, kamar nona ada di lantai teratas sebelah kanan ujung" ucap seorang wanita berambut coklat pendek dengan mata tosca pada Sia. Mendengar itu Sia tidak mengerti, dirinya bukan berasal dari keluarga kerajaan, tapi mengapa?
"Terimakasih.." ucap Sia yang segera beranjak pergi untuk menghindari tatapan-tatapan para serigala di lantai itu.
Di asrama itu tidak memiliki lift, jadi Sia naik hanya dengan menggunakan tangga berkarpet merah untuk menuju kamarnya. Cukup lelah menempuh lantai setinggi itu sebenarnya.
Sesampainya di kamar .AS.07. itu, Sia segera merebahkan dirinya di kasur bernuansa bangsawan itu. Sangat lelah rasanya dia sekarang.
Namun kemudian pekikan suara menyerupai mecropon rusak menyakiti telinganya. "Sebagai pelantikan Alpha dari pack.DrakBlue Wolf. Sudah di tentukan akan di adakan pada bulan purnama malam ini, di harapkan agar seluruh siswa terutama para Alpha, Luna, Beta, dan Omega untuk ikut hadir dalam acara ini. Jika tidak hadir maka akan ada hukuman yang berat dari Alpha Pack.DrakBlue Wolf atau bisa di sebut Raja seluruh Pack." ucap suara yang menggema di mana-mana.
"Di harapkan untuk para Alpha,Omega dan Luna perempuan untuk menggunakan dress resmi yang sudah di sediakan di lemari pada kamar kalian masing-masing." ucap suara itu lagi. Sia segera bergegas mencari dress itu di lemarinya.
Tak di sangka dress milik Sia berwarna hitam dengan panjang sepaha, dress itu juga tidak menutupi sepenuhnya tubuh Sia, bagian punggung hingga pinggang pada dress itu tidak tertutupi membuat Sia merasa malu untuk memakainya.
Namun kini yang di takutkan Sia adalah punggungnya yang sebenarnya terdapat tato aneh dengan bentuk simbol yang tidak pernah di ketahui Sia. Maka dari itu, dengan terpaksa Sia menggerai rambut putih panjangnya untuk menutupi tato itu.
Sia harus memakai dress itu.
Bersambung ...