Seperti biasa, Emma akan duduk di sebuah kursi taman kayu yang terletak di pinggir sungai kecil itu. Ia membersihkan tempat duduk dan sandaran pada bagian kursi yang akan didudukinya dari lapisan salju yang sudah menumpuk cukup tebal. Tampaknya, seharian itu belum ada orang yang duduk di sana. Seraya menikmati segarnya angina sore, Emma mempersiapkan mie cup instannya.
Setelah menunggu beberapa menit, Emma menyeruput sup mie tersebut dan langsung mendesah puas. Selama hidupnya, Emma tidak pernah memakan mie instan karena para tetua mengatakan bahwa makanan tersebut tidak baik untuk kesehatan. Kathy-lah yang memperkenalkan makanan enak tersebut kepada Emma. Dan sekarang, ia sudah mulai merasa ketagihan. Emma merasa senang, menyadari bahwa dirinya sudah semakin mirip dengan orang-orang normal.