Tirai terbuka dan lampu-lampu sorot besar menembak sosok wanita yang tengah duduk meringkuk di tengah panggung dengan dekorasi danau di malam hari yang dihiasi kelap-kelip kunang-kunang.
Wanita itu matanya tertutup dan tubuhnya terbalut dress putih longgar sepanjang betis. Musik klasik mengalun lembut. Perlahan, kedua mata dengan bingkai bulu mata lentik bagai kipas China itu terbuka, memperlihatkan sepasang iris coklat terang yang memantulkan kelap kelip cahaya di sekelilingnya.
Emma bangkit berdiri dan mulai menari dengan gerakan lembut di tengah panggung luas itu. Gerakannya ringan dan kecil, seakan ia menari di atas genangan air yang akan membuatnya terpeleset.
Namun tiba-tiba, kelap-kelip kunang-kunang dan cahaya bulan di danau buatan itu mati. Muncul orang-orang dengan tubuh dan kepala tertutup pakaian hitam yang membawa kain-kain hitam panjang.
