Suara erangan terdengar dari dalam kerongkongan kedua orang itu ketika keduanya membuka mulut mereka dan saling melumat. Tubuh Emma dan Calvin yang saling melekat, seakan kompak berdansa mengikuti alunan musik yang dibuat oleh alam bawah sadar mereka sendiri.
Jemari Emma tanpa sadar mulai meremas rambut Calvin. Ia menarik dan mendorong kepala pria itu berulang kali, seakan merasa pertemuan bibir mereka tidak cukup. Seakan rasa panas yang mereka tukarkan dari sana masih terasa kurang.
Tangan Calvin bergerak meraba rahang dan leher Emma. Seakan mengetahui apa yang ada di dalam pikiran Calvin, Emma membuka mulutnya lebih lebar. Dan seperti yang ia duga, sesuatu yang panas dan lunak langsung memenuhi rongga mulutnya.
Emma bukan tidak pernah minum alkohol. Ia tau bagaimana rasanya mabuk minuman keras. Namun apa yang masuk ke dalam mulutnya sekarang seakan memiliki kadar alkohol terbesar yang pernah ia konsumsi di dalam hidupnya.