Semua menunggu reaksi Emma dengan dada berdebar. Rachel yang masih mempertahankan ekspresi kerasnya, Kathy yang berusaha santai, dan Poppy yang memberikan ekspresi takut. Sedangkan Emma, dari wajahnya terlihat bahwa kini perasaannya sedang bercampur aduk.
Jam berdetik, suara mesin CPU komputer berderu mengisi suasana kamar Kathy yang sunyi. Hingga pada akhirnya Emma menarik nafas panjang. Hal yang membuat jantung ketiga temannya seakan berhenti berdetak selama sepersekian detik.
"Jadi.. Aku sudah mengecewakanmu, Rachel? Namun, bukan aku yang memintamu untuk menjadikanku sebagai panutanmu, kan?" Ia tersenyum tipis kepada Rachel yang menatapnya dengan kedua mata tajam.