Seharusnya Emma sudah tau bahwa ujian akan lebih sulit dari pada latihan. Lagi-lagi ia menghela panjang dengan kedua tangan yang masih sibuk dengan lubang kunci pintu dan alat pembobolnya. Meski udara di luar dingin, namun keringat tetap mengalir di kening dan lehernya karena ketegangan yang ia rasakan. Itu karena Emma sedang dikejar oleh waktu. Ia harus fokus pada lubang kunci sekaligus merasa was-was dengan sekitar.
"Mencari kesempatan untuk mencuri?"
Suara berat tersebut membuat Emma langsung terpenjat kaget. Dengan cepat ia menoleh ke arah suara yang berada di belakang punggungnya. Namun saat ia berbalik dengan masih berada dalam posisi berjongkok, ia kembali terkejut ketika di depan kedua matanya, pria yang sedang berdiri dan hendak menendangnya tersebut dengan cepat dihantam oleh sebuah tendangan melayang dari seseorang.