Marcel sampai di rumahnya. Terlihat kedai sang nenek sangat sepi. Ia membuka pintu gesernya dengan kasar dan berlari naik ke lantai dua, tempat mereka tinggal.
"Nenek!" Serunya. Namun tidak ada jawaban. "Nenek!" panggilnya lagi.
Kedua tangan Marcel mulai bergetar. Segala pikiran buruk bermunculan di benaknya. Ia mencari ke segala penjuru rumah, namun tidak menemukan neneknya sama sekali. Akhirnya ia berlari kembali kea rah luar, namun begitu mencapai pintu kedai, pintu tersebut terbuka dari luar. Ia langsung menghela lega.
"Ada apa, Marcel?" Tanya sang nenek yang tiba-tiba menerima pelukan dari cucunya.
"Nenek ke mana saja? Kenapa pergi tanpa mengunci pintu?" Tanya Marcel dengan nafas terengah.
"Aku hanya pergi ke rumah tetangga sebentar untuk meminjam pembuka kaleng. Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Lilian bingung.
