Wanita tua itu, selama ini hanya bisa menerima apa yang cucunya berikan kepadanya. Ia akan tersenyum dan membelai kepala anak laki-laki itu dengan sayang. Berpura-pura bahagia. Meski sebenarnya, yang ia butuhkan adalah kehadiran sang cucu yang bisa selalu menemaninya di masa tua. Namun ia mengerti, bahwa bagi anak laki-laki yang sudah menderita sejak kecil itu, uang sangatlah penting. Menurutnya, uang bisa membeli kebahagiaan.
Yang wanita itu inginkan.. Setidaknya, saat ia pergi untuk selama-lamanya kelak, sang cucu tidak akan menyesal karena tidak pernah membahagiakannya. Ia hanya ingin melihat cucunya tersenyum, karena berpikir bahwa neneknya sudah menerima cukup kebahagia sebelum menutup mata.
Marcel menuntun sang nenek menuju ke kamar pas. Ia menunggu di bagian luar pintu yang di dalamnya adalah sebuah ruangan yang cukup besar dengan berisikan beberapa bilik kamar pas khusus wanita yang memiliki tirai merah marun sebagai pintunya.