Ayah lina sedang berlatih memakai pedang panjang gerakan nya membuat Mega terpana dan tidak sengaja menjatuhkan
ranting yang di kumpulkan nya ke tanah dan sebagian mengenai kaki nya.
Ayah lina mengalihkan pandangan nya dan melihat mega kesakitan.
"Apa yang kalu lakukan disini " Ayah lisa seperti merasa marah.
" Paman tolong ajari aku " Mega membungkukan badan nya.
"Dengan umur segitu jangan bercanda emang kamu bisa apa " Ayah lisa meremehkan Mega.
" Tolonglah paman "
"Baiklah aku akan membantu mu jika kau bisa membuatku mundur satu langkah saja "
Mega mengeluarkan pedang nya melepas balutan putih dan menampilkan pedang yang sedikit panjang dan berkilat dengan gagang berwarna hijau.
Mata ayah lisa terbuka lebar ,melihat pedang cantik di tangan Mega.
"Gren jadi dua lah " Gren terbelah menjadi dua
Ayah Lisa tak percaya dengan pedang yang bisa berubah bentuk.
Ayah lisa memasang kuda kuda nya
Bersiap ,Mega menyerang, melompat lalu mengayunkan pedang nya dan di tangkis oleh ayah lisa.
"Terlalu banyak celah " Ayah lisa menendang perut Mega membuat Mega terpental mundur.
Tanpa takut Mega menyerang dengan kecepatan yang di pelajari nya.
" walau kau memiliki kecepatan dan kekuatan tetapi tidak memiliki jurus kau akan mati " Ayah lisa lagi lagi menangkis serangan Mega lalu menendang wajah Mega dan jatuh.
Ayah lisa merasa ini sedikit berlebihan terhadap anak anak.
Darah keluar dari idung dan mulut Mega Mega besiap dan berlari cepat
Menghampiri ayah lisa.
Ayah lisa berpikir Mega menyerang tetapi berbeda dengan kenyataan nya saat mega berlari dia mundur satu langkah membuat Ayah lisa mengayunkan pedang nya tanpa di sadari nya melihat ada celah mega mejegel kaki ayah lisa dan terjatuh .
"Kau kalah paman. "
"Kau masih banyak celah " ayah Lisa menedang kaki Mega hingga terjatuh.
"Apa maksud nya ini paman "
Mega menjadi kesal.
"Kan kau bilang aku yang akan mengajari mu ,jadi terserah aku lah "
Ayah Lisa melihat Mega dengan serius " kau adalah pedang yang masih tumpul jika aku dan kau mengasah kemampuan mu maka kau akan menjadi pedang yang tajam.
Matahari hampir terbenam cahaya merah menyebar di mana mana Mega keliling dan melihat lihat sekitar.
Anak anak bermain sampai seketika sorakan anak anak menjadi riuh, Mega penasaran dan langsung menuju ke sana.
Anak laki laki dan perempuan adu mulut, mereka berkelahi dan di kelilingi oleh anak anak lainya.
"Dasar lemah ? " Teriakan anak laki laki itu menggema di hutan
Anak perempuan itu merasa jengkel ketika di panggil lemah ia meninju wajah anak laki laki itu.
"Kau " anak laki laki menjambak rambut perempuan dan mereka saling hajar menghajar.
Mega berlari menembus anak anak yang mengelilingi mereka, ia langsung memisahkan anak anak itu,
" Tenanglah " Mega kesulitan memisahkan anak anak dia berteriak sekuat tenaga " HENTIKAN! " semua anak anak terdiam.
Anak laki laki yang ikut berkelahi tadi menjumpai Mega, " Knapa kau sok jago " Anak itu memiringkan kepala nya.
" Siapa nama mu ? " wajah Mega menjadi suram dan dingin.
Anak itu sedikit gugup melanjutkan langkah nya, " Fandle "
Mega menangkap kerah Fandle dan mengangkat nya, " jika aku bilang jangan berkelahi yang jangan !" semua anak anak mulai ketakutan terlebih lagi dengan Fandle.
" Apa kau tidak malu berkelahi dengan anak perempuan seharus nya kau melindungi nya bukan menyakiti nya " Mega melempar Fandle ke tanah.
Fendle berdiri tak terima di perlakukan seperti itu " Bagai mana jika kita berkelahi "
Dia tidak tau yang di lawan nya bukan sebanding dengan nya.
Mega hanya diam
"Apa kau tidak berani " Fandle mulai sombong.
Dia berlari cepat dan meninju wajah Mega, Fandle berpikir dia sudah menang tetapi Mega hanya diam di sana tinjuan nya sama sekali tak membuat Mega bergeming.
Mega menangkap tangan Fandel, meremukan nya.
Krakk. ..suara tulang terdengar jelas
Fandle jatuh tersungkur meminta belas kasihan Mega, agar melepaskan nya.
Mega hanya menatap Fandle dengan dingin .
"Hentikan " ayah lisa merasa Mega kelebihan, Mega melepaskan tangan Fandle lalu menepuk pundak Fandle.
"Jika kau ingin mmengalah kan ku kau harus berlatih dengan giat jangan hanya berani dengan perempuan."
Fandle menggigit bibir nya merasa di permalukan.
Mega membungkukan badan nya di depan ayah Lisa " Maaf paman aku kelewatan batas " dan pergi ke rumah Lisa.
Mega masuk ke dapur dan menemukan ibu lisa lagi masak menyediakan makan malam.
"Bibi biar aku aja yang masak "
Kening ibu Lisa berkerut heran tidak percaya dia bisa memasak.
"Tak usah kau tunggu lah di sana " Ibu Lisa seperti meragukan Mega.
Mega merasa tak enak dengan ibu nya lisa, ia mendekat ke ibu lisa,
Ibu sempat melirik Mega lalu mengalihkan pandangan nya ke masakan nya.
"Ini hanya masakan biasa " Mega tak mengalihkan pandangan nya ketika berbicara.
"Apa maksud mu " ibu merasa jengkel ketika di remehkan,
"Bibi harus menambah kan ini " Mega memotong motong bagian nya lalu menambahkan ke masakan ibu.
Ibu lisa tak percaya dengan apa yang dilihat nya terlebih lagi dengan kelihaian menggunakan piso.
Ibu mencicipinya wajah nya tampak berseri masakan nya telah di kalah kan oleh Mega
" Enak "
Mega tertawa pelan memang Mega di dunia lama nya dia bisa memasak karena dia hidup sendiri dan harus mandiri dari masakan yang tak enak menjadi enak.
Semua keluarga berkumpul duduk menunggu masakan datang Mega berjalan pelan dan membawa mangkuk berisi masakan tadi dia meletakan nya di meja dan membuka tutup nya.
Asap nya keluar masuk ke dalam lobang hidung mereka, air liur keluar ingin cepat cepat menyantap masakan yang ada di di depan meraka.
Mega kembali dan membawa mangkuk lain nya kini masakan nya lebih lezat dari masakan pertama .
Air liur semakin lama semakin keluar kadang mereka menelan nya agar selera nya tertahan .
Ibu dan Mega sudah duduk ada perasaan gembira di hati mereka, tanpa menungu nunggu mereka sudah rebutan dan memakan dengan lahap mega senyum senyum sendiri tak menyangka makanan nya di sukai.
Selesai makan mereka duduk dan perut yang sudah buncit ,mereka seperti tak sanggup lagi .
"Tumben masakan nya enak " ibu menjadi jengkel dengan perkataan ayah dan berarti masakan nya selama ini tak enak .
"Ini masaka Mega " semua mata tertuju ke Mega yang hanya senyum senyum sendiri.
" Apa itu benar " lisa memukul Meja membuat Mega kaget.
Mega menganggukan kepala nya semua teriak memecah keheningan.
"Baiklah sudah di putuskan kau yang akan masak setiap malam " Ayah memukul telapak tangan nya.
Tiba tiba muncul ide di kepala Mega " Baiklah aku yang masak dengan satu syarat " Mega mengacungkan telunjuk nya.
" Apa " tanya ayah.
" Aku akan di latih oleh paman setiap hari " teriakan Mega wajah lelaki tua itu menjadi pucat.
"Bagai mana ini setiap hari " bisik hati nya lalu dia melihat mangkuk yang kosong.
Mega mengerti dari sikap ayah nya Lisa" Aku akan ganti resep setiap hari " Kini Mega penuh dengan kemenangan.
" Baiklah! " teriak ayah tidak mau kelewatan, semua anak anak berdiri lalu mengangkat tangan nya dan berteriak.