Kalimat itu dikatakan oleh Lexa dengan perasaan yang menggebu karena rasa sakit. Ini adalah perasaan kehancuran yang dirasakannya untuk pertama kali. Benar-benar terasa sangat sakit. Tapi apalah daya, seperti yang dia bilang, jika dia tak bisa melakukan apapun. Dia hanya bisa menerima saja tanpa bantahan. Karena ini adalah mengenai keluarga Rey, bukan hanya tentang Rey.
"Kamu nggak pernah sama sekali merepotkanku. Kalaupun itu terjadi, aku bahagia direpotkan olehmu." Jawab Rey. Memang tanpa ucapan secara lugas, tapi mereka sama-sama tahu, jika mereka sudah sama-sama di titik akhir hubungan mereka. Mereka bukan lagi sepasang kekasih.
Ketika mereka memutuskan untuk pulang, dan sudah berada di depan kafe, perasaan keduanya sama-sama hancur.
"Boleh aku pulang sendiri?" begitu tanya Lexa. Dia sepertinya menginginkan waktu sendiri.
"Aku yang jemput kamu, aku harus mengantarkan kamu. Itu adalah ketentuannya."