"Apa urusan Axelle harus menjadi urusan lo juga?" tanya Lexa kepada Jena. Sangat lucu sekali dia itu.
"Bukan urusan gue, tapi gue peduli sama dia!"
"Apa dia butuh kepedulian lo?" melawan Lexa, harusnya memiliki persiapan yang matang. Gadis itu mahir sekali dalam memutar-mutar kata. Dan jika jawaban yang diberikan tidak memuaskan hatinya, maka dia akan tetap bertanya sampai lawannya akan jengah dengan sendiri.
"Gue peringatkan sama lo," tunjuk Jena di dada Lexa, "Jangan membuat masalah di sekolah ini. Apalagi tentang Axelle. Kami benar-benar nggak akan diam." Begitu katanya dan setelah itu dia pergi dari kelas Lexa.
"Dasar kampret! Nggak jelas banget sih jadi cewek." Gadis itu berapi-api karena memang dia muak dengan semua hal yang terjadi.
"Nggak usah dipedulikan." Lexa duduk di bangkunya dengan santai tanpa lagi memikirkan apa yang terjadi sebelumnya.
Sedangkan seperginya Jena dan kawan-kawan dari kelas Lexa, gadis itu memilih menemui Axelle dan menunjukkan kepeduliannya.