Axelle tak tahu, jika gadis yang ketakutan itu sedang mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan sama sekali. Dia dibawa ke belakang sekolah untuk sebuah pertanggungjawaban, kata gadis yang memanggil tadi – sebut saja namanya Clarissa.
Gadis itu sudah tidak menyukai Sazki sejak lama karena dianggap sebagai perebut kekasihnya. Sebenarnya hanya sebuah kesalahpahaman. Tapi berapa kali pun Sazki mencoba menjelaskan, tapi Clarissa sama sekali tak peduli. Karena yang dia tahu adalah, lelaki yang disukainya di masa lalu sedang mengantarkan Sazki.
Tepung bercampur dengan kecap disiramkan di kepala Sazki dan tak peduli dengan tangis gadis itu. Sebelumnya dia sudah mendaratkan sebuah tamparan di pipi gadis itu sampai ujung bibirnya berdarah.