Iring-iringan dari pihak Arkan akhirnya disambut dengan gembira di depan pintu pagar rumah Devie. Arkan digandeng oleh adiknya di kanannya sedangkan di kirinya adalah ibunya. Mereka berjalan dengan tenang tapi percayalah, jantung Arkan sungguh tak bisa untuk tak gaduh di dalam sana. Bagaimanapun, ini adalah hari yang sangat mendebarkan sekali.
Di ujung sana ada Davie yang siap menyambut rombongan tersebut. Lelaki itu juga mengenakan kemeja batik dengan motif sama tapi dengan warna berbeda. Konsep ini adalah yang dipilih oleh Devie untuk akad nikahnya.
Bukan hanya Arkan yang merasa gugup sekali. Tapi Devie juga merasakan hal yang sama. Dengan ditemani oleh Qiana dan dua temannya, Devie sejak tadi hanya sanggup berjalan kesana kemari untuk mencoba menghilangkan kegugupannya. Jika biasanya, calon pengantin itu akan anteng dan diam saja di dalam kamar, tapi tidak dengan gadis itu. Karena itulah, mereka yang melihatnya geli sendiri.