"Gue nggak papa kan ajak Elang makan sama kita?" lagi-lagi Davie bersandiwara.
"Saya pergi aja, Pak. Bapak berdua saja yang keluar." Elang tiba-tiba bersuara ketika Davie baru saja menyelesaikan ucapannya.
"Kenapa? Kamu nggak mau makan sama kami?"
"Bukan begitu, Pak." Elang mengibaskan tangannya mendengar apa yang dikatakan oleh Davie. Pasalnya dia merasa tak pantas untuk bersama-sama dengan bos nya.
"Lalu?" Davie mendesak.
"Saya hanya kurang nyaman aja. Saya hanya mahasiswa magang di sini. Dan Malah…" Elang tak bisa melanjutkan ucapannya karena dia benar-benar tak tahu apa yang harus dia katakan.
Sebenarnya, Elang pun merasa heran dengan situasi yang sekarang sedang dihadapi ini. Karena memang, ini benar-benar tak masuk di akal sebetulnya. Dia bertemu dengan Davie di dalam lift. Mereka hanya ngobrol biasa tadi, tapi Davie justru mengajaknya makan siang bersama. Ada hal yang aneh yang berusaha Elang hilangkan dari otaknya.