Arkan memarkirkan mobilnya di parkiran depan gedung. Turun dari mobil, langkah kakinya lebar dan tergesa seolah tak ada lagi waktu yang tersisa. Dia mengatakan kepada satpam kantor jika dia ada urusan dengan Davie dan ingin segera menemuinya. Ada sebuah prosedur yang sudah dia hafal. Meninggalkan ID card misalnya. Dan itu dilakukannya dengan cepat tak bertele-tele.
Di dalam lift, dia merasa masih tak tenang. Berdiri di sudut lift dan kakinya membuat pola-pola abstrak. Setiap detik seolah terasa begitu lama. Sampai Arkan rasanya membutuhkan pintu Doraemon agar bisa segera sampai tujuan dengan cepat.
Tapi itu hanyalah pemikiran di dalam emosi sesaat. Dentingan suara lift terbuka membuat Arkan segera keluar dari kotak besi tersebut dan berjalan agak berlari untuk bisa sampai di ruangan Davie. Arkan memang belum pernah ke ruangan Davie. Tapi Seorang resepsionis sudah menunjukkan arah yang harus dia tuju.
"Saya mau bertemu dengan Davie." mengatakan itu kepada sekretarisnya.