"Gimana hari pertama kerja di perusahaan? Dan nggak tentang minyak-minyak lho." Tangan kiri Davie memegang ponselnya dan tangan kanannya membuat pola-pola abstrak di atas meja.
"Aku baru belajar. Jadi semoga aku bisa segera menguasainya."
"Kamu dan kenekatan yang kamu miliki memang biasanya nakutin aku."
"Kok gitu?" Qiana di seberang sana menghela nafas.
"Karena nanti kamu lupa kalau punya anak sama istri." Davie juga merasa seperti itu. Tapi semoga saja tidak. Karena bagaimanapun, otaknya sekarang sudah benar-benar waras. Jadi dia bisa untuk membagi waktunya.
Mata Davie menatap sekeliling. Otaknya sedang memikirkan sesuatu secara random. Sedangkan bibirnya diam tak membicarakan apapun padahal sambungan telepon masih tersambung dengan sang istri.