"Pasti nanti akan ada pembahasan lanjutan tentang ini, hanya saja sekarang, Abang mengatakan itu untuk mengambil ancang-ancang agar kamu tahu gambaran untuk nanti." Jeda sebentar, "Seandainya, Abang akhirnya harus ikut dengan keluarga Devie, apa nggak papa kalau kamu harus balik tinggal sama Ayah?"
"Aku akan tinggal di sini aja. Aku berani tinggal sendirian." Kenekatan itu memang jelas sekali terlihat dari tatapan Amey. Tak ada keraguan sedikitpun di matanya.
"Tapi Abang nggak akan tega, Mey."
"Amey kan udah dewasa, Bang. Nggak papa tinggal sendirian." Arkan menghela nafas panjang tanpa mengatakan apapun lagi setelahnya. Seandainya itu benar-benar terjadi, maka dia yakin urusan keluarganya akan semakin panjang.
Lagipula ini adalah masih sebuah wacana. Entah nantinya akan terjadi atau tidak, Arkan pun tidak tahu. Entah itu tinggal di rumah Arkan ataupun tinggal bersama mertunya, Arkan rasa itu sama saja. Tapi Amey adalah kendalanya.