Davie memutuskan untuk pulang lebih dulu dan membicarakan hal tersebut kepada keluarganya dan terutama adalah kepada sang istri. Tapi sayangnya, istrinya masih ada di kantor, dan dia memutuskan untuk pergi ke kantor ayahnya.
"Bagaimana rasanya tidak dipedulikan oleh banyak orang?" hampir saja Davie masuk ke dalam mobil ketika suara Tiana masuk ke gendang telinganya. Lelaki itu lantas berbalik dan mendapati perempuan itu berdiri dengan angkuh sambil bersedekap di depan dada.
Langkah kakinya mendekat dan bibirnya tersungging senyum palsu. "Nggak enak kan?"
Davie menatap perempuan itu dengan dingin. Keinginan untuk membunuh perempuan itu melayang di kepalanya. Sungguh, dia tak memiliki kesabaran sebanyak itu jika lawannya adalah perempuan ular seperti Tiana ini.
