"Kaya aku dulu waktu mau deketin kamu. Kalau aku nggak nekat tiba-tiba datang, mana bisa aku sekarang dapetin orang yang aku cintai." Kalimat itu berlanjut dan membuat Devie merasa ketenangan nya terusik.
Menyamankan duduknya, gadis itu menatap Arkan dengan penuh selidik. "Gimana ceritanya?" tanya Devie dengan rasa penuh penasaran. Arkan tahu jika pertanyaan itu tentu saja merujuk pada awal mula dia mencoba untuk mendekati Devie.
"Aku memang memiliki tekad kuat. Kalau pun seandainya aku akan diusir ketika aku sampai di rumah kamu, itu akan lebih baik dibandingkan aku harus menunggu tanpa mendapatkan kepastian. Karena paling tidak, aku bisa mendapatkan jawaban sesegera mungkin agar nggak ada yang mengganjal di dalam pikiran."
"Apa itu yang Abang selalu terapkan dari dulu?" selidiknya.