Arkan dan Devie meninggalkan tempat pesta. Kecanggungan dan ketegangan itu akhirnya berakhir. Namun kedua orang itu masih saja saling diam di dalam mobil. Tak ada yang mengawali untuk berbicara. Arkan fokus dengan setirnya sedangkan Devie hanya menatap depan dalam diam.
Lampu merah menyala, Arkan menoleh pada Devie, dan dia mulai berbicara. "Maafkan aku." Katanya. Karena aku membawa kamu ke tempat itu, kamu mendapatkan cemoohan dari keluargaku. "Mereka tidak tahu dan tak paham kamu siapa."
"Memangnya aku siapa?" jawab Devie dengan tenang sambil melirik lelaki itu, "Aku bukan siapa-siapa." Katanya membenarkan ucapan keluarga Arkan. Dan itu menimbulkan rasa menyesal pada diri Arkan.
"Kamu jelas perempuan hebat. Aku mengakui itu." Arkan tak mau kalah. Dia tahu siapa Devie dan dia akan membela perempuan itu jika ada yang mencelanya.
