Devie tahu perempuan itu mengetatkan rahangnya karena merasa marah. Tatapan hangat yang diberikan Arkan kepada Devie, sama sekali berbanding terbalik ketika dia menatap gerombolan tersebut. Ada banyak rahasia yang belum Devie ketahui di sini. Dia hanyalah orang luar yang tiba-tiba dikejar oleh Arkan dan dia tak memikirkan hal lain selain dia tahu jika Arkan adalah teman Davie.
Ketika sekarang, dia melihat semua ini, Arkan tak sesederhana yang dilihat. Pantas saja, aura lelaki itu benar-benar bisa menarik dirinya untuk dekat dengannya.
"Kita pergi!" dua kata itu memang dikatakan dengan nada kaku, tapi ketika Devie tak sengaja menatapnya, kehangatan itu muncul di mata lelaki itu. Sungguh, dia tak paham dengan semua ini.
Dan bahkan ketika dia masih belum sepenuhnya sadar dengan keterkejutannya, Arkan sudah merangkulnya untuk pergi meninggalkan kelompok orang-orang itu. Devie tak banyak bicara. Dia mungkin akan bertanya, tapi nanti. Ketika suasananya tidak mencekam seperti ini.