"Aku kekenyangan, Yang." Davie benar-benar tak bisa mengendalikan makannya. Lelaki itu dengan penuh semangatnya memasukkan makanan yang sudah dimasak oleh istri dan mertuanya itu ke dalam mulutnya sampai dia tak peduli jika perutnya sudah terasa penuh. Namun sekarang, dia justru mengeluh.
Qiana terkekeh-kekeh karena melihat ekspresi Davie yang begitu menggelikan. "Mangkanya kalau ngisi perut itu harus ditakar dulu seberapa banyak makanan yang bisa masuk. Jangan semua dimasukin macem karet aja, melar." Qiana mencibir suaminya karena kekanakan.
"Kan enak semua. Aku juga nggak mau ah sia-siain itu." Begitu jawabnya. Dia benar-benar tak bisa mengabaikan makanan enak. Tapi kalau sudah begini bagaimana lagi kan.
Qiana beranjak dari duduknya dan membereskan tempat-tempat makanan yang kotor. Bahkan sampai selesai pun Davie masih duduk di kursinya.