Perjalanan rombongan Davie memang tak semulus yang dibayangkan. Setelah seharian berada di dalam bus dan keinginan untuk sampai ke tempat tujuan bisa segera terealisasikan, nyatanya ada hal yang tak terduga menyerang mereka. Tiba-tiba ban mobil pecah dan mereka harus terlantar di tempat yang sedikit jauh dari keramaian. Lalu lalang kendaraan pun juga tak seramai sebelumnya.
Beruntung, ada ban cadangan yang ada di dalam bus, sehingga sopir bisa segera menggantinya.
Davie keluar bersama teman-teman yang lainnya dan menunggui sopir dan kenek bus mengganti ban bus yang pecah. Beruntung meskipun keadaan cenderung sepi, lampu jalan menyala begitu terang. Karena itulah, mereka semua tak terlalu mengkhawatirkan hal-hal buruk.
"Lo nggak hubungi Kakak Qia?" Arkan bertanya.
"Jangan dulu, kalau dia tahu kayak gini, nangis bisa-bisa dia nanti." Tolak Davie dengan usul Arkan.