Pelukan akhirnya terlepas dan Qiana menatap Davie. "Aku ambilkan minum. Tunggu di sini!" Davie mengangguk dan menuruti apa yang diperintahkan oleh sang istri. Lelaki itu mengikuti pergerakan Qiana dengan tatapannya dan kemudian menyenderkan punggungnya. Setelah ini, pasti akan ada sesi tanya jawab mengenai kejadian tadi. Tapi sebelum itu terjadi, Davie akan mengatakan terlebih dulu.
"Ini minumlah." Qiana memberikan jus jeruk dan sepiring pudding. Membiarkan lelaki itu mengganjal perutnya sebelum makan besar.
Davie menerima. Meneguk minumannya, kemudian memakan puddingnya. Perutnya terasa sedikit kenyang sekarang. Kemudian tatapannya jatuh pada wajah sang istri. Meneliti wajah itu apakah ada gurat kesedihan atau ekspresi lain selain terlihat biasa saja.
"Kamu oke kan?" Pertanyaan Davie.
"Aku oke. Kenapa memangnya?"