Deringan ponsel terdengar dan senyum Davie merekah dengan lebar. Erla melihat itu dengan wajah sepetnya. 'Istriku' tertulis jelas di layar ponsel Davie. Dia tentu saja juga sudah tahu jika Davie sebenarnya sudah memiliki istri. Tapi dia mengabaikan fakta itu dan bertindak pura-pura bodoh.
"Ya, Yang?" Davie mengangkat panggilan tersebut. me-loudspeaker nya karena dia tak membawa handsfree.
"Belum balik." Jawabnya. "Kangen ya?" goda Davie.
"Kamu pikir gitu ya?"
"Iya, dong. Kalau nggak kangen apa lagi namanya?"
Ada suara dengusan di seberang sana yang membuat Davie tersenyum.
"Kamu ngapain sekarang?" Davie melanjutkan.
"Nungguin kamu pulang. Tiduran di sofa seperti biasa, sambil ngemil." Davie jadi membayangkan bagaimana istrinya sekarang. sedang berbaring miring, dengan setoples keripik di atas meja, dan ketika mau makan, tangan itu menggapai-gapai ke toples tersebut sambil tangan kirinya memeluk bantal sofa.
Davie sudah hapal di luar kepala.
"Bunda mana? Sama Bunda?"
