"Gue pegang kata-kata lo sekarang." Itu yang akhirnya dikatakan oleh Arkan setelahnya. "Gue sama Kakak Qia sekarang ini bro. Kalau lo yang buat dia nangis, urusannya bakalan panjang." Arkan serius mengatakan itu, dan kesungguhan kata-kata nya ditunjukkan pada caranya memandang Davie dengan tajam. Seperti dia adalah seorang kakak laki-laki dari istri Davie. Tapi entah kenapa dia justru memanggil Qiana kakak alih-alih adik.
"Kenapa lo jadi begitu?"
"Begitu gimana?"
"Lo seperti berkomplot dengan Qiana. Lo kan baru kenal sama dia."
"Terserah lo mau bilang apa. Kan yang penting gue melakukan apa yang harus gue lakuin." Arkan tak terlalu memperdulikan apa yang dikatakan oleh Davie.
"Keluar yuk! Lapar juga lama-lama." Davie juga tak terlalu memikirkan kelakukan Arkan. Baginya, semakin banyak orang yang menyukai sang istri, itu akan lebih baik. Yang terpenting bukan suka yang menjurus pada cinta tentu saja. Karena kalau itu terjadi, Davie tak akan tinggal diam.