Davie tak terlalu menanggapi apa yang dikatakan oleh Arkan dan mengedikkan bahunya tak acuh. "Gue nggak sempet beli begituan." Lelaki itu duduk di kursinya dengan tenang sambil menatap temannya tak acuh. Dan mendapatkan putaran bola mata oleh Arkan.
Davie membuka tasnya, kemudian memanggil temannya itu, "Ar!" dan melemparkan sebuah benda ke arah lelaki itu.
Arkan menangkap dengan pasti dan melihatnya. Senyumnya lebar dan langsung membuka kotaknya. "Ini keren sih, siapa yang pilih?" sepertinya Arkan tak jadi merajuk karena oleh-oleh berupa dompet mahal sudah ada di depannya.
"Qia. Gue mana mau milih-milih barang begituan, malas." Jawab Davie tak terlalu peduli. "Udah masukin, nanti ada orang datang bahaya. Gue cuma bawa buat lo aja." Sedangkan di dalam ruangan itu, masih tersisa tiga orang lagi yang tentu tak mendapatkan oleh-oleh dari Davie.
Arkan mengangguk dan menuruti apa yang dikatakan oleh Davie. Setelahnya, Davie berdiri untuk segera mengajar.