Rado menegang untuk beberapa saat sebelum tersenyum. "Selamat!" katanya. Meskipun perasaan sakit sekarang dirasakannya, tapi kebersamaan antara Qiana Davie memang seharusnya terjadi. Mereka ditakdirkan bersama dan itu membahagiakan bagi sebagian orang.
Qiana tak langsung menjawab dan menatap Rado dalam. Ada perasaan tak nyaman yang terjadi di dalam hatinya. "Aku minta maaf." Akhirnya lagi-lagi kalimat itulah yang sanggup diucapkan oleh Qiana. Merasa bersalah, tapi dia tak bisa berbuat apapun lagi sekarang.
"Kamu nggak perlu meminta maaf. Memang seperti inilah cara Tuhan, Qia." Rado masih menatap perempuan itu dan melanjutkan ucapannya. "Kapan rencana pernikahan kalian?"
"Kami belum membicarakan lebih lanjut lagi." Jawab Qiana sekaligus menutup sesi pembicaraan ini. keduanya keluar dari ruangan meeting dan kembali ke ruangan mereka masing-masing.
