"Aku nggak akan bujuk kamu lagi kalau kamu marah lagi." Posisinya, kedua siku Qiana ada di paha Davie, wajahnya mengarah kepada lelaki itu, sedangkan tangan kiri Davie memeluk pinggang perempuan tersebut. sangat dekat sekali posisi mereka. Bahkan Davie bisa melihat pori-pori kecil wajah Qiana.
"Aku nggak akan ulangi lagi. Aku akan berpikir dengan panjang kalau mau marah sama kamu." Davie menggosokkan hidungnya ke hidung Qiana dan itu membuat Qiana memejamkan matanya. Harusnya itu adalah tekad yang dimiliki Davie dan benar-benar dilakukannya.
"Kalau kamu ingkar, minta diapain?" Qiana mempertegas.
"Nggak di apa-apain. Aku nggak mau diapa-apain sama kamu kecuali disayang." Ngaco ucapan Davie. Qiana terlihat memanyunkan bibirnya. Devie yang sejak tadi mengintip itu hanya mengernyit dan merasa geli melihat dua orang yang sedang dilanda cinta tersebut. kemudian setelahnya dia pergi dari tempat persembunyiannya dan menuju kamarnya.