Kemudian Qiana melotot. "Tidur bareng?" ucap perempuan itu mengulangi.
"Iya. Aku tidur di rumah, kamu tidur di kamar kamu. Kecuali kamu bener-bener mau tidur bareng." Godaan itu membuat Qiana mendesis namun wajahnya terlihat memerah. Membuat Davie tersenyum melihatnya.
Hening kembali menyapa ketika tak ada dari mereka yang berbicara. Baik Qiana maupun Davie hanya menutup mulut mereka dan menatap ke depan. Sebenarnya tak ada yang menarik sama sekali di sana. Hanya saja, sepertinya memang benar-benar malas berbicara.
"Aku balik aja deh." Davie akhirnya bersuara, "Aku mau tidur sampai rumah nanti." Begitu katanya. Posisi mereka kini sudah berhadapan dengan Davie menyerongkan tubuhnya ke arah Qiana agar bisa menatap perempuan itu.