Kursi koridor rumah sakit.
"katakan Al.. ada apa??"
"ayah.. tahu keberadaan Zara??"
deg!
Tuan Derry menatap lekat wajah menantunya. Disatu sisi dia sudah berjanji pada putri bungsu bahwa dia akan rahasia kan sementara keberadaannya,, disisi lain Aldi berhak tahu kondisi istrinya saat ini.
"Al.. maaf ayah belum bisa katakan.."
"kenapa ayah,, aku harus bicara pada Zara.."
"ya.. ayah mengerti sekali.. tetapi dia masih butuh waktu sendiri.. lagipula ada hal yang ingin ayah tanyakan.."
Sepasang bola mata coklat milik Aldi membulat.
"apa benar kau tidak mencintai putri ayah..?"
Jleeebbb!! seperti ada tamparan kuat dalam hati nya,, Aldi tertunduk.
"awalnya... aku tidak mencintai Zara.. tapi saat ini aku sangat mencintai nya ayah.."
Tuan Derry memejam kan mata hatinya ikut tersayat,, sejak kecil Zara kehilangan cinta dari seorang ayah, setelah menikah dia tidak mendapat cinta dari suaminya.
"awal pernikahan tanpa dasar cinta.. kenapa Al? kenapa kau memilih putri ayah..."
Jeda sejenak.
"kami... menikah karena sebuah salah paham,, jadi aku terpaksa menikahi Zara,,, awalnya aku tidak bisa menerima pernikahan kami..."
.
Ya Tuhan Zara.... luka seperti apa lagi yang harus kamu tanggung,, ayah hanya berharap kau bisa hidup bahagia dengan keluarga kecilmu,,
.
"kau tau Al... saat ini Zara begitu terluka,, jadi ayah berharap kau akan bersabar sampai dia siap untuk bertemu dengan mu lagi.."
"tapi ayah..."
"cukup Al.. cukup melukai hatinya,, kalau dulu mungkin tidak ada yang melindungi putri kecil ayah,, tapi sekarang ingat,, ada ayah yang akan melindungi nya.... "
Aldi tertegun.
Tidak ada jawaban yang dia dapat, kecuali bersabar dalam waktu yang tidak bisa di tentukan.
***
Tuan Derry kembali kedalam kamar rawat, Nyonya Lidya sudah menunggu nya untuk cerita tentang Zara, dia sudah berusaha untuk menjauh kan putrinya dari Aldi tapi tetap saja hal yang ia takutkan terjadi.
"mas.. kamu belum beritahu Aldi dimana Zara?" tanya istri muda tuan Derry yang tahu kalau Zara pergi dan belum kembali lagi.
Tuan Derry menggeleng,, dia sendiri dilema Antara harus memberitahu atau diam dulu sementara ini.
"setelah kondisiku membaik, ajak aku bertemu gadis itu mas.. aku akan bantu Aldi memperbaiki rumah tangga mereka..."
Mata tuan Derry berkaca.. dia tidak menyangka kalau istri nya akan memberikan perhatian pada Zara.
"kau serius.."
"ya mas... aku hanya tidak ingin putriku menghancurkan rumah tangga orang lain,, seperti aku..." lirih nya meniti kan manik bening disudut mata.
Tuan Derry memberikan pelukan hangat untuk wanita yang kini sangat ia cintai. Dia sungguh terharu.
***
Parkiran rumah sakit.
Baiklah tidak ada yang memberitahunya tentang keberadaan Zara,, Aldi harus punya cara lain untuk menyelidiki keberadaan istrinya.
Dia menguntit dari dalam mobil yang terparkir tidak jauh dari mobil Mertua nya berada.
.
Pilihan yang tepat, tak lama tuan Derry pergi membawa laju mobilnya, dengan hati-hati Aldi mengikuti laju mobil mertua di depannya. Sampai di perempatan lampu merah, sedan yang dibawa Tuan Derry melaju lebih dulu, sementara Aldi harus berhenti untuk menunggu giliran rambu hijau memberi tanda boleh jalan.
Ah sial!! gerutunya memukul mukul setir.
.
Persekian detik rambu menjadi hijau, Aldi segera melaju,, dia sudah kehilangan jejak tapi tidak akan menyerah begitu saja!
Ia menepikan mobil,, ,mencoba melihat kedaerah sekitar siapa tahu dia akan menemukan mobil mertua nya.
Dalam kekalutan netranya menangkap sebuah Lexus hitam yang tidak asing, yeah! bisa saja Lexus itu milik Tristan!! Aldi tidak mau kehilangan kesempatan lagi,, segera mengekori mobil yang ia duga milik penerus tunggal Sempurna Grup.
Sampai Lexus hitam itu berhenti di sebuah parkiran apartemen. Netra Aldi memperhatikan dengan seksama, CEO itu menuruni mobilnya lalu membawa beberapa godiebag belanjaan memenuhi kedua tangan nya. Tak jauh mobil tuan Derry pu terparkir disana. Fix dia yakin Zara disana!
Tristan memasuki loby apartemen, dengan awas Aldi masih menguntit hingga pria berjas hitam itu hilang ditikungan. Aldi mempercepat langkah ia tidak mau kehilangan kesempatan lagi! tapi Tristan terlanjur menaiki lift.
Arrgghhh!! sial!!!
***
Ting tong!
Bel berbunyi,, tuan Derry membuka kan pintu menyambut si empu apartemen datang.
"siang om..." sapa Tristan segera masuk,, Tuan Derry menyahut salam tunangan putri tirinya, dia memang tiba lebih dulu dari pada Tristan, sejak tadi juga tuan Derry mengajak Zara berbicara tentang keputusan nya setelah ini, karena gadis berwajah sendu itu tidak bisa berlama-lama tinggal ditempat pria yang bukah muhrimnya, terlebih lagi pria itu adalah tunangan kakak tirinya sendiri.
"Zara dimana om??"
"dia baru selesai makan,, tadi om bawakan dia makanan..."
Tristan tersenyum tipis.
Gadis berkuncir kuda dengan kulit putih bersih baru menyelesaikan makannya melempar senyum simpul pada pria yang menyodorkan godiebag berisi beberapa pakaian dan godiebag satu lagi berisi makanan.
"kau butuh pakaian itu.." ujar Tristan dengan tatapan teduhnya
"terimakasih kak... maaf merepotkan.." sahut Zara menerima pemberian CEO Sempurna Grup.
"senang bisa membantu mu..."
Sinar mata itu tidak akan pernah redup layaknya pelita yang akan selalu menerangi sisi lain dari diri nya,,, ah.. Zara.....
.
Tap! tap! tap!
Aldi mempercepat langkah, untung saja dia bertanya pada satpam dibawah dimana apartemen Tristan berada.
Sekarang dia sudah berdiri tepat dihadapan pintu yang mungkin didalam sana istrinya berada. Sejenak ia menghela nafas, mempersiapkan diri untuk bertemu gadis yang telah melarikan diri darinya.
Terdengar suara bel berbunyi.
Tuan Derry memandang Tristan, sementara Zara berada dikamar untuk mengganti pakaian.
"apa... kamu mengundang orang lain?" tanya tuan Derry hati-hati,, siapa tahu benar ada orang lain yang tahu keberadaan Zara saat ini.
"tidak om.. apa mungkin Jhony,, karena ini tempat privasi saya, jadi cuma Jhony yang tahu" Tristan menyatukan alisnya, seingat dirinya selain membeli beberapa keperluan wanita dan makanan dia tidak punya perintah lain kepada asisten pribadi nya itu. "satpam mungkin om..."
Dengan waspada Tristan melihat dari celah kecil di pintu.
Tidak ada! kosong!
Perlahan ia membuka pintu dan tiba-tiba Aldi sudah berdiri tepat dihadapan pria maskulin itu. Tristan tersentak,, darimana Aldi bisa tahu tempat ini.
"kau terkejut kenapa aku bisa tahu tempat ini??" Aldi menyeringai kesal, dia coba menahan diri untuk tidak gegabah.
"siapa Tris...??" Tuan Derry menghampiri untuk melihat tamu mereka yang datang, tak dinyana ternyata menantunya sendiri.
"ayah.. tolong izin kan aku bertemu Zara..." ucap nya dengan nada rendah.
"Aldi....."