Chereads / Penjaga hati Zara / Chapter 110 - Coba

Chapter 110 - Coba

Telunjuk Aldi menyingkirkan dahi sipengejek, dia tak tahan disudutkan dengan pertanyaan yang belum mau dia akui kebenarannya. Cemburu??! bisa jadi.. atau cuma perasaan tidak enak lainnya yang bisa disamakan dengan cemburu. cihh!! baginya dia tidak kalah tampan dengan si CEO kenapa harus cemburu??!!!

"aku bukan cemburu.. lagipula aku heran kenapa CEO itu seperti bayangan mu,, dia selalu ada dimana-mana.. apa dia tidak punya pekerjaan lain.." celoteh Aldi bernada cepat.

"hmmm.. ketahuan ada yang lagi cemburu.." goda Zara mengedipkan mata beberapa kali membuat hati Aldi seolah ada yang menggelitik geli disana, mukanya mulai bersemu merah, bola matanya berputar seiring otaknya yang mencari cara menghentikan pembicaraan ini.

"sudahlah aku lapar... mana makanan untukku" pungkasnya mengalihkan pembicaraan agar Zara tidak makin senang menggodanya.

"Baiklah.. akhirnya kau lapar juga..," Sindir Zara menampilkan barisan gigi putih segera menyiapkan titah suaminya.

***

Tristan berdelik melihat dekor pilihan Jhony asistennya,, dia meminta Jhony mereservasi sebuah cafe lalu mendekor tempat itu bertema romantis. Ternyata Jhony bisa diandalkan juga,, ada hiasan balon berbentuk hati,, meja makan malam dengan lilin,, lalu lampu-lampu yang menerangi sekitar.

Agak berlebihan menurut nya, tapi dia cukup menyukai nya, paling tidak malam ini dia berharap tidak akan ada penolakan.

.

Seorang gadis modis mengenakan high heels dan gaun selutut berjalan perlahan menuju tempat Tristan berada, gadis yang anggun dan cantik namun tidak membuat dirinya bergeming sama sekali. Tatapannya dingin penuh keangkuhan.

Netra sang gadis memperhatikan dekorasi yang ada, tidak juga membuat ia terkesan, ekspresi nya sama seperti pria yang memintanya untuk datang,, ekspresi datar!

Gadis itu adalah Aura yang sengaja diundang Tristan untuk makan malam bersama. Semua bukan karena keinginan nya semata, tetapi dia sungguh kelelahan menghadapi Oma Diana yang terus menerus meminta agar dia mau mencoba membuka hati pada si desainer muda nan cantik yang tengah berdiri dihadapannya. Lagipula dia harus segera move on dari perasaan terhadap gadis berwajah sendu.

"apa ini??" tanya Aura memperhatikan sekitar lalu mengambil posisi duduk berhadapan dengan Tristan."jangan bilang ini caramu merayuku..??" Aura memelankan suara nya membuat Tristan membuang jauh muka kesembarang arah..

"apa sudah banyak pria merayu mu dengan cara basi seperti ini??"

Aura mengeluarkan tawa khas dirinya,,

"hmmm tidak juga.." Aura berkilah,, dia menjadi geli ketika mengingat hal yang sama pernah dilakukan Aldi dimasa-masa mereka masih kuliah, setengah mati Aldi menyiapkan kejutan di depan rumahnya hanya untuk menyatakan cinta padanya, mengajak beberapa teman untuk memegang beberapa lembar kertas bertuliskan 'aku suka kamu'. Hasilnya hanyalah kesia-siaan,,, Aura tidak memberikan jawaban apapun kecuali sebuah senyuman yang sulit diartikan,, hal itu menjadi sumber semangat bagi Aldi untuk lebih keras mengejar Aura.

"baiklah.. aku cukup lama menunggu mu.. kita langsung makan dan sambil bicara kan tujuan ku mengundangmu kesini..." ujar Tristan tidak ingin berbasa-basi, sembari mempersilakan sang gadis memilih beberapa menu yang sudah disajikan untuk mereka.

.

"jadi apa tujuanmu mengajakku dinner seperti ini??" Aura mulai tidak sabar ingin tahu tujuan si CEO bermata coklat berkilat yang tengah meneguk segelas air.

"apa kau tahu tentang perjodohan kita??"

Aura meringis,, yah! dia tahu perjodohan yang terus-menerus diucap oleh mamanya,,

"ya... lalu bagaimana menurut mu.."

Tristan menyela nafas sejenak, memberi jeda bagi lidah nya untuk mengatakan hal yang sulit ia ucap saat ini, karena sampai detik ini pun ia sama sekali tidak merasakan detakan apapun ketika berada didekat Aura!!

"bagaimana kalau kita bertunangan??"

Deg!

Aura menghentikan makannya,, Wow!! dia tidak menyangka pria dingin ini meminta nya untuk bertunangan!! angin puting beliung dari mana yang membalikkan keangkuhan nya???

"kedengarannya sangat lucu...,"

"kau boleh tertawa..." sela Tristan membungkam tawa kecil Aura "aku sama sekali tidak tertarik padamu.. tetapi aku akan coba memberi waktu pada diriku sendiri, aku juga tidak akan memaksa jika kau tidak setuju..."

huft!! dia lakukan semua hanya demi permintaan Oma Diana,, wanita yang menjadi wali nya kini setelah kedua orang tua nya meninggal terlihat sangat ingin ia mencoba menjadikan Aura sebagai pengganti Bianca! Tristan tidak tega ketika sepasang pedar mata sayu wanita tua itu begitu memohon agar kali ini dirinya tidak bersikeras.

"oke... baiklah.. aku...."

.

.